Dalam keadaan normal masa hidup dari eritrosit yaitu waktu antara sel tersebut dilepas dari sumsum tulang ke dalam darah tepi sampai hilang dari darah, berkisar antara 100-120 hari.
Sel yang dihancurkan setiap hari akan diganti dengan sel baru yang dilepas dari sumsum tulang. Dengan demikian akan terjadi suatu populasi eritrosit yaang berumur antara 1 hari dan 120 hari. Jadi sekitar 1% eritrosit dalam tubuh dihancurkan dan diganti tiap hari, sehingga jumlah total eritrosit tetap. Sel eritrosit yang tua ditarik dari peredaran dengan jalan phagositosis oleh sel dari sistem retikuloendotelia di daerah aliran darah yang pelan, yaitu didinding sinusoid terutama di lien. Pada saat eritrosit dilepas dalam sumsum tulang masuk dalam sirkulasi darah dan disebut eritrosit yang matur, di sini proses penuaan sebenarnya sudah dimulai. Pada saat eritrosit kehilangan inti, mitokondria dan ribosom maka sel ini telah kehilangan kemampuan untuk mengadakan sintesa protein. Enzzim dari sel darah secara bertahap kehilangan aktifitasnya dalam proses metabolisme.
Oleh karena perubahan ini menyangkut proses glicolitic pathway, makaa ATP semakin berkurang. ATP merupakan sumber utama energi sel, akibatnya akan terjadi gangguan transport Na dan K. Berkurangnya jumlah ATP juga menyebabkan menurunnya deformitas sel.
Gangguan dari Phentose Phospat Pathway disini ditandai dengan menurunnya kadar enzim G-6-PD, maaka eritrosit tidak terlindung terhadap bahan oksidan. Dari perubahan biokimiawi tersebut maka sel darah menjadi peka terhadap penghancuran.
Mekanisme dekstruksi eritrosit sampai saat ini masih merupakan kemungkinan. Paling tidak ada 5 cara dekstruksi eritrosit sbb:
1.Fragmentasi
2.Osmotik lisis
3.erithrophagositosis
4.complement-induced cytolisis
5.denaturasi hemoglobin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda sangat berpengaruh dalam kemajuan blog ini..
jadi mohon komentarnya, no spam, no porn..
silahkan untuk menampilkan nama sebelum komentar..