Selamat Datang di Blog Analis Kesehatan Pontianak, Semoga Blog kami bermanfaat bagi Anda. Jangan Lupa untuk meninggalkan komentar untuk kemajuan blog kami, terima kasih!

16 Maret 2010

FISIOLOGI SYSTEM PERNAFASAN

1. Pengertian

· pernafasan adalah peristiwa menghirup udara yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbon dioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.

· Penghisapan udara disebut inspirasi ,sedangkan menghembuskan udara disebut ekpirasi

2. Fungsi

· mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh ( sel – selnya untuk mengadakan pembakaran

· mengeluarkan karbondioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran , kemudian dibawa oleh darah ke paru – paru untuk di buang

· menghangatkan dan melembabkan udara.

· Membuang panas dan uap air

· Menghasilkan suara ,menangis ,tertawa dan mencium

· Mempertahankan tubuh

· Membuang CO2 ,modifikasi ,aktifasi,non aktifasi zat toxsik

· Keseimbangan asam basa

· Meningkatkan darah balik

3. Alat – Alat Pernafasan

· hidung / naso/nasal

o hidung merupakan saluran udara pertama ,yang mempunyai dua lubang ( kavum nasi ) ,yang dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi ).

o Didalamnya terdapat bulu – bulu yang berfungsi untuk menyaring udara seperti debu dan kotoran yang masuk melalui udara

o Bagian – bagian dari hidung

a. Bagian luar dinding dari kulit

b. Bagian tengah dari otot dan tulang rawan

c. Lapisan dalam yang terdiri dari selaput lendir yang berlipat yang disebut dengan karang hidung

o Tuba auditiva eustaki yang menghubungkan hidung dengan telinga tengah

o Tuba lakrimalis yang menghubungkan hidung dengan saluran air mata

o Sinus para nasal adalah ruang didalam tulang tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam kavum nasal

o Fungsi hidung

a. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan

b. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu hidung

c. Menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa

d. Membunuh kuman – kuman yang masuk bersama udara,pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir

· Tekak /faring

o Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan

o Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat dan folikel getah bening yang disebut dengan adenoid

o Disebelahnya terdapat tonsil kiri dan kanan

o Dibelakangnya terdapat epiglotis ( empang tenggorokan )yang berfungsi menutup laring saat kita makan

o Rongga tekak dibagi atas tiga bagian yaitu:

a. Nasofaring ( bagian atas )

b. Orofaring ( tengah )

c. Larigofaring ( bawah )

· Pangkal tenggorokan / laring

o Merupakan sluran udara yang bertindak sebagai tempat pembentukan suara

o Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokokan yang disebut epiglotis yang berfungsi waktu kita menelan makanan .

o Laring dilapisi oleh selaput lendir ,kecuali pita suara dan epiglotis yang dilapisi oleh epithelium berlapis

o Laring terdiri dari lima tulang rawan

a. Kartilago tiroid ( 1 buah ) depan jakun

b. Katilago ariteanoid ( 2 buah ) yang berbentuk beker

c. Kartilago krikoid ( 1 bauh ) berbentuk cincin

d. Kartilago epiglotis ( 1 buah )

· Pita suara /plica vokalis

o Pita suara berjumlah dua buah :

a. Bagian atas adalah pita suara palsu yang tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan ventikularis

b. Bagian bawah adalah pita suara yang sejati yang membentuk suara yang disebut vokalis

o Selama respirasi tenag ,pita suara ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat keluar masuk

o Selama respirasi kuat pita suara terpisah lebar

o Proses pembentukan suara

a. Terbentuknya suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut , rongga hidung , laring ,lidah dan bibir

b. Suara dihasilkan oleh fibrasi pita suara selam ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan falatum mole,pipi,lidah dan bibir dan resonansi tertentu oleh sinus udara kranialis

c. Pita suara palsu tidak terdapat tot karena itu tidak dapat bergetar hanya antara kedua pita suara tadidimasuki oleh aliran udara

· Trakea

o Merupan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin tulang rawan yang berbentuk C

o Panjang trakea lebih kurang 10 cm dan lebar 2,5 cm

o Kontruksi trakea sedemikian rupa sehingga tetap terbuka pada setiap semua posisi kepala dan leher

· Bronkus

o Berjalan kebawah dan kesamping kearah tampuk paru – paru

o Bronkus kiri lebih panjang dari pada bronkus kanan yang terdiri dari 9-12 cincin , yang mempunyai 2 cabang

o Bronkus bercabang – cabang.cabang yang paling kecil disebut bronkiolus pada bronkiolus tidak terdapat cincin lagi dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung hawa atau alveoli

· Paru – paru

o Merupakan alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari alveoli

o Jika dibentangkan luas permukaannya mencapai 90 meter kuadrat pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara dimana oksigen masuk kedalam darah dan karbondioksida keluar dari darah

o Banyak gelembung paru ini kurang lebih 700 juta buah ( kiri dan kanan )

ü Bagian dari Lobus superior : 5 segmen

ü Lobos medial : 2 segmen

ü Lobus inferior : 3 segmen

o paru – paru :

a. Paru – paru kanan yang terdiri dari 3 lobus dan 10 segmen

ü Lobus superior : 5 segmen

ü Lobos medial : 2 segmen

ü Lobus inferior : 3 segmen

b. Paru – paru kiri terdiri dari 2 lobus dan 10 segmen

ü Lobus superior : 5 segmen

ü Lobus inferior : 5 segmen

c. Didalam lobus ,bronkiolus ini bercabang banyak sekali,yang disebut dengan duktus alveoli

d. Tiap duktus alveoli berakir pada alveoli yang diameternya antara 0,2 -0,3 mm

o letak paru – paru

a. pada rongga dada datarannya menghadap ketengah rongga dada atau kavum mediastinum

b. pada mediatinum depan terdapat jantung

c. paru – paru di bungkus oleh selaput tipis yang disebut dengan pleura ,pleura dibagi atas dua lapis yaitu : plura viseralis yang letaknya erat pada permukaan paru dan pleura parientalis yang melapisi permukaan dalam dinding dada

d. pada keadaan normal kavum pleura ini vakum atau hampa udara sebagai paru dapat berkembang kempis , namun terdapat sedikit cairan untuk pelumas pada permukaan waktu bergerak atau bernafas

o kapasitas paru – paru

a. merupakan kesanggupan paru – paru dalam menampung udara didalamnya

b. dalam keadaan normal kedua paru – paru dapat menampung udara lebih kurang 5 liter.

c. Waktu ekspirasi didalam paru – paru masih tertinggal 3 liter udara,waktu bernafas udara yang masuk 2,5 liter

d. Batuk : menghembuskan nafas dengan tiba – tiba akibat adanya ransangan dari selaput lendir di jalan pernafasan

e. Bersin : pengeluaran nafas yang tiba – tiba akibat dari ransangan selaput lendir hidung

o Daya muat paru – paru

a. Besarnya daya muat paru – paru kurang dari 500 ml sampai 5000ml

b. Udara yang diproses dalam paru – paru ( inspirasi dan ekspirasi ) hanya 500 ml yang disebut udara pasang surut yaitu udara yang dihirup dan di hembuskan adalah pernafasan biasa

o Volume paru

a. Tidak semua udara inspirasi mencapai paru dan tidak semua udara di dalam alveoli di keluarkan saat ekspirasi

b. Volume tidal : sekitar 400 ml adalah volume udara inspirasi dan ekspirasi saat bernafas tenang

c. Volume residual : sekitar 1500 ml adalah jumlah udara yang tidak dapat dikeluarkan saat ekspirasi kuat dan tetap berada dalam alveoli

d. Kapasitas vital : sekitar 4500 ml adalah jumlah yang dapat dikeluarkan oleh paru /usaha volunter setelah inspirasi dalam

4. Proses Terjadinya Pernafasan

· bernafas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian , teratur , berirama dan terus menerus

· bernafas merupakn gerak reflek yang terjadi pada otot pernafasan

· reflek bernafas ini diatur oleh pusat pernafasan yang terletal di medulla oblongata

· seseorang dapat menahan , memperlambat atau mempercepatkan nafasnya ini berari bahwa reflek bernafas ini juga dibawah pengaruh kortek serebri

FISIOLOGI NEURON

NEURON

* Neuron adalah unit dasar system saraf.terdapat berjuta-juta neuron dalam system saraf.setiap neuron terdiri dari sel saraf dan saratnya.sel saraf bervariasi bentuk dan ukuran berdasarkan fungsi yang berbeda-beda.

* Dendrit adalah serat pendek seperti sikat yang melekat pada luar sel,tempat impuls memasuki sel,akson adalah serat yang dilalui impuls meninggalkan sel

* Transmisi saraf hanya terjadi satu arah dalam sel melalui dendritnya dan keluar melalui akson.

* Satu neuron menerima sinyal dari ratusan sampai ribuan neuron lain dan mengirin sinyal tersebut ke dalam ratusan atau ribuan sel lain.sistem sinyal bersifat kimia dan listrik.

* Impuls saraf adalah perubahan kimia elektrik yang komplek yang berjalan sepanjang serat saraf.

* Sinaps adalah titik komunikasi antara satu neuron dengan neuron lain.pada titik ini transmisi impuls terjadi secara kimia.saat impuls tiba di sinap,transmiterkimia di bebaskan dan meransang sel berikutnya

* Terdapat 30 neuro transmiter,diantaranya : asetilkolin,norepineorin,dan dopamine.gangguan neuro transmitter di duga menyebabkan penyakitmental dan fisik pada otak

* Penyakit diemilinisasi adalah penyakit akibat degenerasi selubung myelin dan di serap.yang tersering adalah sclerosis multiple.

BAGIAN-BAGIAN SISTEM SARAF

1. system saraf pusat :serebrum dan medulla spinalis

2. system saraf ferifer :nervus kranialis dan spinalis

3. system saraf otonom

* substansia gricea adalah jaringan saraf yang didominasi sel saraf

* substansia alba adalah jaringan saraf yang didominasi sel saraf

SEREBRUM

Bagian-bagian serebrum :

Ø Hemisfer serebrum kanan dan kiri

Ø Otak tengah

Ø Pons

Ø Serebellum

Ø Medulla oblongata

HEMISFER SEREBRI

Setiap hemisfer serebri terbagi menjadi dua lobus :

1. Lobus prontalis

2. lobos pariertalis

3. lobis occipitalis

4. lobus temporalis

* Thalamus adalah masa sel saraf besar yang berbentuk telur terletak dalam substansia alba

* Area bicara adalah bagian kortek yang berhubungan dengan semua aspek bicara (mendengar,bicara,membaca,menulis)terletak pada hemisfer kiri pada semua orang yang dominant tangan kanan dan sebagian dominant tangan kiri

* Afasia adalah defek pada bicara dimana terdapat ketidakmampuan bicara

OTAK TENGAH

* Adalah struktur kecil diantara hemisfer serebri dibagian atas dan pons bagian bawah.terutama terdiri atas serat saraf yang berjalan keatas dan kebawah

PONS

* Pons adalah masa tebal jaringan saraf yang bersambung dengan otok tengah diatas dan medulla oblongata di bawah

* Terdiri dari serat saraf yang berjalan dari keatas dan kebawah atau transversal ke cerebellum

MEDULA OBLONGATA

* Medula oblingata adalah bagian sempit jaringan saraf yang berhubungan dengan pons di atas dan medulla spinalis di bawah mengandung sel pusat pengontrol jantung dan pernafasan

* Batang otak adalah otak tengah ,pons dan medulla oblongata yang dianggap sebagai unit fungsional.sistem retikularis adalah system sel saraf dan serat pengubungnya didalam otak

* Terlibat dalam tidur dan kesadarn ,regulasi suhu,gerakan gastrointestinal ,respirasi ,sirkulasi dan metabolisme

SEREBELLUM

* Terdiri dari lobus centralis kecil dan lobus kanan dan kiri yang lebih besar.dihubungkan oleh sarat saraf yang disebut pedunculus pada otak tengah,pons dan medulla oblongata

* Fungsi utama serebellum adalah koordinasi aktifitas muskuler,control tonus otot ,dan mempertahankan postur dan keseimbangan

* Penyakit serebellum sering menyebabkan gangguan keseimbangan ,postur ,tonus otot ,dan gaya berjalan

MEDULLA SPINALIS

* Medulla spinalis bersambung dengan medulla oblongata di atas. Panjang sekitar 45 cm,menepati 2/3 atas canalis vertebralis,berakhir pada tingkat vertebra lumbalis I dan II

* Medulla spinalis terdiri atas serat saraf bagian luar dan masa sel saraf berbentuk H pada bagian tengah dan canalis centralis kecil berjalan melalui substansia gricea

* Serat saraf tersusun dalam 3 kelompok: kolumna anterior,lateralis dan fosterior

o Serat motorik berjalan kebawah pada kolumna laterlis dan anterior

o Serat sensorik berjalan keatas pada kolumna lateralis dan superior

o Serat pendek menghubungkan tingkat medulla yang berbeda-beda

* Sel saraf tersusun dalam 3 kelompok utama

o Cornu anterior sel motorik

o Cornu posterior sel sensorik

o Cornu lateralis sel simpatis

* Nervus spinalis melekat melalui radiks anterior dan fosterior pada seluruh panjang medulla spinalis.medula spinalis lebih pendek dari kanalis spinalis.

SINYAL LISTRIK POTENSIAL BERJENJANG DAN POTENSIAL AKSI

* Saraf dan otot adalah jaringan yang dapat tereksitasi

Semua sel tubuh memiliki potensial membran yang berkaitan dengan distribusi yang tidak merata serta perbedaan permeabilitas dari Na,K dan anion besar intra sel.dua jenis sel.sel saraf dan sel otot, telah mengembangkan kegunaan khusus untuk potensial merman ini. Secara spesipik sel ini mampu mengalami perubahan secera cepat.untuk sementara waktu pada potensial membrannya.fluktasi potensial ini berfungsi sebagai sinyal listrik.memiliki dua bentuk dasar yaitu:

1. potensial berjenjang yang berfungsi sebagai sinyal jarak dekat
2. potensial aksi yang menjadi sinysl jarak jauh

saraf dan otot dianggap sebagai jaringan yang dapat tereksitasi,karena keduanya mampu menghasilkan sinyal listrik apabila dirangsang.potensial yang tidak memperlihatkan perubahan potensial yang cepat disebut sebagai potensial membrane istrahat.

* Potensial berjanjang cepat menghilang dalam jarak dekat

Potensial berjenjang adalah perubahan lokal potensial membran yang terjadi dalam berbagai drajat atau tingkat kekuatan.besarnya potensial berjenjang berkait dengan potensial pencetus,yaitu semakin kuat kejadian pencetusnya,semakin besar potensial jenjang yang terjadi.kejadian pencetus dapat barupa:

1. Stimulus

2. intraksi suatu zat perantara kimiawi dengan reseptor permukaan pada membrane sel saraf atau otot

3. Perubahan spontan potensial akibat ketidakseimbangan siklus pengeluaran pemasukan

* Potensial aksi adalah pembalikan singkat potensial merman akibat perubahan cepat permeabilitas membrane

Karena aliran arus pasif yang menyertai potensial berjenjang cepat menghilangkan sewaktu arus tersebut bergerak menjauhi tempat pembentukan.harus terdapat mekanisme lain untuk menyampaikan sinyal listrik kejarak yang jauh.agar kekuatan sinyal tetap dipertahankan selama sinyal untuk menjauhi tempat pembentukannya.untuk memahami proses yang terjadi selama potensial aksi.harus mengenal istilah-istilah berikut:

1. .polarisasi. memiliki membran potensial;pemisahan muatan yang berlawanan

2. depolarisasi. Potensial membrane mengalami penurunandari potensial istrahat

3. hiperpolarisasi .potensial lebih besar darinpada potensial istrahat

* Pompa Na –K secara bertahap memilih gradien kosentrasi yang terganggu akibat potensial aksi

Proses pamompaan aktif memerlukan waktu lebih lama untuk memulihkan Na dan K kelokasi mereka semula dari pada waktu yang diperlukan oleh aliran pasif ion-ion tersebut pada saat potensial aksi.hanya sekitar 1 dari 100.000 ion K yang terdapat disel keluar sewaktu terjadinya sebuah potensial aksi , sementara sejumlah ion Na yang sebanding masuk dari CES.perpindahan lokasi Na dan K dalam kosentrasi yang sangat kecil ini selama potensial aksi berlansung hamper tidak menimbulkan perubahan kosentrasi kedua ion tersebut.

* Mielinisasi meningkatkan kecepatan hantaran potensial aksi dan menghemat energi dalam preses

Kecepatan suatu potensial aksi berjalan disepanjang akson bergantung pada dua factor:

1. apakah seratnya bermielan

2. garis tangan serat tidak bermielin

serat bermielin ,seperti disyaratkan oleh namanya,terbungkus myelin pada interval

tertur disepanjang akson,mielin utama terdiri dari lipid.sel-sel penbentuk myelin ini adalah oligodondrosit disunsun saraf pusat dan sel schwann disistem saraf ferifer.pada serat bermielin impuls meloncat dari satu nodul ke nodul berikutnya.melewati bagian-bagian bermielin pada akson.

UMUR DAN DEKSTRUKSI ERITROSIT

Dalam keadaan normal masa hidup dari eritrosit yaitu waktu antara sel tersebut dilepas dari sumsum tulang ke dalam darah tepi sampai hilang dari darah, berkisar antara 100-120 hari.
Sel yang dihancurkan setiap hari akan diganti dengan sel baru yang dilepas dari sumsum tulang. Dengan demikian akan terjadi suatu populasi eritrosit yaang berumur antara 1 hari dan 120 hari. Jadi sekitar 1% eritrosit dalam tubuh dihancurkan dan diganti tiap hari, sehingga jumlah total eritrosit tetap. Sel eritrosit yang tua ditarik dari peredaran dengan jalan phagositosis oleh sel dari sistem retikuloendotelia di daerah aliran darah yang pelan, yaitu didinding sinusoid terutama di lien. Pada saat eritrosit dilepas dalam sumsum tulang masuk dalam sirkulasi darah dan disebut eritrosit yang matur, di sini proses penuaan sebenarnya sudah dimulai. Pada saat eritrosit kehilangan inti, mitokondria dan ribosom maka sel ini telah kehilangan kemampuan untuk mengadakan sintesa protein. Enzzim dari sel darah secara bertahap kehilangan aktifitasnya dalam proses metabolisme.
Oleh karena perubahan ini menyangkut proses glicolitic pathway, makaa ATP semakin berkurang. ATP merupakan sumber utama energi sel, akibatnya akan terjadi gangguan transport Na dan K. Berkurangnya jumlah ATP juga menyebabkan menurunnya deformitas sel.
Gangguan dari Phentose Phospat Pathway disini ditandai dengan menurunnya kadar enzim G-6-PD, maaka eritrosit tidak terlindung terhadap bahan oksidan. Dari perubahan biokimiawi tersebut maka sel darah menjadi peka terhadap penghancuran.
Mekanisme dekstruksi eritrosit sampai saat ini masih merupakan kemungkinan. Paling tidak ada 5 cara dekstruksi eritrosit sbb:
1.Fragmentasi
2.Osmotik lisis
3.erithrophagositosis
4.complement-induced cytolisis
5.denaturasi hemoglobin

seL darah

Sel Darah Merah ( RBC )

o Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang tidak berinti yang berumur ± 120 hari dengan proses pematangan sel darah merah 1 minggu dan tidak mempunyai organel. dan ribosom.Normal SDM :5.000.000.000 sel/ml darah. Bentuk eritrosit adalah:

Ø Lempeng berkonkraf ,Fungsinya adalah menghasilkan luas permukaan yang lebih besar bagi difusi O2 menembus membrane dari pada yang dihasilkan oleh sel bulat denagn volume yang sama.

Ø Tebalnya 1 cm bagian tengah dan tepi luar 2 cm funsinya memeungkin O2 berdifusi lebih cepat antara bagian paling dalam sel dengan ekteriumnya.

Ø Garis depan nya 8cm. Fungsinya agar mampu mengalami deformasi saat mereka menyelinap satu persatu melalui kapiler.

o Hematokritnya 42% untuk untuk wanita dan 45% untuk pria.

o Mempunyai Hemoglobin

Hemoglobin adalah suatu pigmeb(yaitu secara alamiah berwarna. Karena kandunagan besinya , hemoglobin tampak kemerahan apabila berikatan dengan O2 dan kebiruan apbila mengalami deoksigenasi.Dengan demikian ,darah arteri yang teroksigenasi sempurna tampak merah dan darah vena yang telah kehilangan sebagian O2 nya di jaringan memperlihatkan rona kebiruan.

Selain mengangkut O2,hemoglobin juga dapat berikatan dengan zat-zat berikut:

Ø Karbondioksida,Dengan demikian , hemoglobin ikut berperan mengangkut zat ini dari jaringan kembali ke paru.

Ø Bagian ion hydrogen asam (H+) dar5i asam karbonat yang terionisasi ,yang dibentuk dari CO2 pada tingkat jarinagn. Hemoglobin ,dengan demikian ,menyangga asam ini, sehingga pH tidak terlalu terpengaruh.

Ø Karbon monoksida(CO).Gas ini dalm keadaan normal tidak terdapat dalam darah tetapi ,jika terhirup ,menempati tempat pengikatan O2 di hemoglobim ,sehingga terjadi keracunan karbon monoksida

Molekul hemoglobin terdiri dari 2 bagian :

1. Bagian Globin,suatu protein yang terbentu dari empat rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat

2. gugus nitrogenosa nonprotein mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem (heme) ,yang masing-masing terikat ke satu poipeptida.

o Eritrotrosit matang mempunyai enzim:

1. Enzim glikolitik untuk menghasilkan yang dibutuhkan dalam menjalankan meknisme tranformasi aktif yang terlibat dalam pemeliharaan.

2. Enzim KarbonatHidrase, berperan untuk pengangkutan CO2.Enzim ini mengkatalis sebuah reaksi kunci yang akhirnya menyebabkan perubahab CO2 hasil metabolisme menjadi ion karbonat yaitu bentuk utama tranportasi CO2 di dalam darah.

o Pembentukan sel darah merah

Proses pembentukan sel darah merah disebut dengan eritropoesis melalui sum – sum tulamg belakang --- jaringan lunak yang seluler yang mengisi rongga internal tulang .sum – sum tulang belakng dapat memproduksi sel darah merah dengan kecepatan 2 – 3 juta x / detik .

Pembentukan eritrosi pada usia prenatal yaitu selama masa perkembangan janin , eritosit di produksi di kantong kunir ( yolk suc )---Usia janin 3 – 10 minggu , kemudian akan dilanjutkan di hati pada usia janin 6 minggu sampai janin berusia 3-4 bulan dan masih berlansung beberapa minggu sebelum janin lahir .Setelah itu limfa di mulai pada usia janin 10 minggu mencapai puncaknya usia 4 bulan dan menurun sesudah usia 6 bulan . kemudian akan di ambil alih oleh sum – sum tulang belakang sampai seumur hidup .

Eritropoesis dikontrol oleh eritropoetin dari ginjal ,terjadinya penurunan oksigen ke ginjal akan merangsang pengeluaran hormone eritropoitein yang masuk ke dalam darah dan kemudian akan meransang sum – sum tulang belakang untuk menghasilkan sel darah merah .

o Sel darah merah mengakhiri hidup nya di limfa (terletak di bagian kiri abdomen ,jarinagn kapiler yang sempit dan berbelit-belit).Fungsinya karena bentuk jarinagn kapilernya yang sempit dan berbelit0belit akan membuat sel-sel manjadi rapuh dan terjepit dan hancur,fungsi kainnya yaitu dapat menyimoan trombosit dan limfosit

Sel darah putih ( RBW )

o Mempunyai nukeus dan tidak mempunyai hemoglobin dan merupakn unit yang mobiler dlam sistem pertahanan tubuh (imunitas) yang mengacu pada kemampuan tubuh untuk menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

o Nilai normal leukosit

Ø Heonatus =10.000-25.000

Ø 10-7 tahun = 6.000-18.000

Ø 8-12 tahun = 4.500-13.500

Ø Dewasa =5.000-10.000

o Fungsi leukosit

1. memakan invasi oleh patogen melalui prosesfagositosis

2. mengidentifikasi dan menghancurkan selsek kanker yang muncul dalam tubuh

3. berperan sebagai petugas pembersih sampah tubuh dari debris yang berasal dari sel yang cidera atau mati.

o Jenis leukosit
Dibagi berdasarkan adanya gambaran nukleus dan granula di sitoplasma

1. Granulosit polimorfonukleus ( sel yang banyak mengandung granula dan nukleuz

Ø neutrofil adalah spesialis fagositik merupakan pertahanan pertama pada invasi bakteri,respon peradanagn dan pembersihan depris,peningkatan neurofil dalam darah (neurifilia) terjadi akibat infeksi bakteri akut

Ø eosinofil peningkatan disirkulasi darah (eosinofilia) dikaitkan denagn keadaan keadaan alergi

Ø Basofil

Jumlahnya sedikt dan belum diketahui sifatnya.

Menbentuk dan menyimpan histamin dan heparin yang merupakan zat kimia kuat yang dapat dikeluarkan apabila sel tersebut diransang.seperti histamin dapat keluar apabila terjadi reaksi alergi, heparin dpat mempercepat pembersihan partikel partikel lemak dan dapat mencegah terjadinya pembekuan darah

2. Agrunolosit mononukleus (tidak memiliki granula dan inukleus )

Ø Monosit

berperan sebagai fagositosisa keluar dari sumsum tulang belakang dalam keadaan imatur,kemudian beredar ke darah selama 1-2 hari.sebelum akhirnya menetap dijaringan seluruh tubuh. Kemudian berkembang menjadi sel yang besar yang dikenal dengan mikrofag

Ø limposit

Limposit mempunyai usia 100-300 hari yang beredar dijaringan limpoit limfe dan darah

sebagai sistem pertahana tubuh

Limposit B menghasilkan antibody kemudian limposit T menghancurkan sel- sel sasaran spesifik seperti sel kanker.

trombosit ( platelet )

o Trombosit dalah fragmen sel sel yang berasal dari megakariosit besar di sumsum tulang.trombosit berperan penting dalam hemostasis,penghentian peredaran dari pembuluh yang cidera.

o Nilai normal dari tombosit adalah 150 .000-400.000.mm3

o Fungsi dari tombosit adalah :

§ Memelihara perdarahan agar tetap utuh setelah mikrotrauma yang terjadi sehari – hari pada endotel

§ Mengawali epnyumbatan pembuluh darah yang terkena trauma

§ Menjaga stabilitas fibrin

o Tiga langkah utamuy pada hemostsis adalah :

a. Spasme vaskuler

b. Trombosit

c. Pembentukan bekuan

o Spasme vaskuler mengurangi aliran darah melalui pembuluh yang cedera, sementara agregasi trombosit di tempat cidera pembuluh dengan cepat menambal defek yang terjadi. ---Trombosit mulai berkumpul apabila berkontrak dengan kolagen di dinding pembuluh yang rusak---Pembentukan pembekuan memperkuat sumbat trombosit yang mengubah darah di sekitar tempat yang cedera menjadi suatu gel yang tidak mengalir.---Sebagian besar faktor yang diperlukan untuk pembekuan darah selalu terdapat dalam plasma dalam bentuk frekunsor inaktif.---Sewaktu pembuluh mengalami cidera,kolagen yang terdapat kemudian mengalami reaksi berjenjang yang melibatkan pengaktifan suksesif.---faktor faktor pembekuan tersebut yang akhirnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin.---Fibrin suatu molekul berbentuk benang yang tidak larut membentuk jaringan bekuan .—jaringan ini kemudian menangkap sel – sel darah dan menyempurnakan pembentukan pembekuan .

11 Maret 2010

pengantar Eritropoeiesis

Dari stadium Pronormoblast menjadi Normoblast>>>3 hari.
Mitosis akan berhenti pada stadium orthochromic normoblast. Inti menjadi sangat padat sehingga tidak mampu lagi mengadakan mitosis selanjudnya. >>>2 hari inti menghilang dan terbentuk retikulosit. Retikulosit mempunyai ukuran yang sedikit lebih besar daripada eritrosit normal. Sebelum dilepaskan ke dalam darah tepi retikulosit masih tinggal di sumsum tulang selama >>> 1 atau 2 hari.
Jumlah retikulosit di sum-tul = jumlah normoblast di sum-tul.
Dalam sirkulasi darah umur eritrosit >>> 120 hari.
Pada stadium normoblast telah mempunyai bahan pembentuk globin dan protoporfirin. Hemoglobin tersusun atas heme dan globin. Sintesa dari molekul hemoglobin memerlukan :
1. Pembuatan 2 pasang rantai polipeptida dari globin
2. Sintesa molekul heme.
Di dalam sintesa heme dibutuhkan molekul besi yang bersama dengan protoporfirin membentuk m,olekul heme dengan bantuan heme sintetase. Atom dari besi tersebut terletak ditengah dari struktur molekul heme. Di dalam keadaan ferrous molekul ini mengikat oksigen. Masuknya molekul besi ke dalam sel eri untuk sintesa heme dibawa oleh suatu protein khusus yang disebut transferrin (siderofilin). Transferin ini melekat pada dinding sel eri. Tiap molekul trasferin dapat mengikat 2 molekul besi.
Molekul heme terbentuk dengan cara sintesa sedangkan globin terbentuk dari ribosom yang terdapat dalam eritrosit.
Pada setiap hemoglobin, fraksi globin ini terdiri atas 4 rantai polipeptida yang menentukan tipe dari hemoglobin yang dibentuk. Pada orang normal terdapat 3 macam tipe hemoglobin yaitu : Hb A, Hb F, Hb A2. Di sini Hb A menunjukkan konsentrasi sekitar 95-98%. Eritrosit yang sudah matang >>> 95% terdiri dari hemoglobin.
Dinding eritrosit tersusun dari lipid dan protein, dan banyak terdapat jenis enzim yang berguna untuk mempertahankan hidupnya sebagai transport oksigen. Dalam menjalankan aktifitasnya , eritrosit membutuhkan energi yang sebagian besar diperoleh dari hasil pemecahan glukosa.
• 90% dari proses glikolisis digunakan dlm siklus Embden-Meyerhof Pathway
• 10% lainnya mengikuti siklus dari Hexose Monophospat Shunt

zat pembentuk Hemopoeisis

Untuk kelangsungan Hemopoeiesis diperlukan beberapa bahan seperti :
1. Asam amino. Merupakan bahan dasar protein dan polipeptida. Kekurangan asam amino menyebabkan anemia karena penurunan eritropoeiesis.
2. Mineral : besi , mangan, dan kobalt. Besi merupakan salah satu unsur pembentuk hemoglobin sedangkan tembaga mempengaruhi metabolisme besi.
3. Vitamin : Vitamin B12, asam folat, vit.C, E, dan B6 (piridoksin), tiamin, riboflavin, asam pentotenat. Kekurangan asam folat menyebabkan anemia sampai pansitopenia karena terjadi gangguan sintesa DNA. Pada keadaan ini sel-sel darah mengalami perubahan dalam struktur intinya dan menjadi lebih lebar. Sel-sel darah denikian ini kebanyakan mati sebelum mencapai tingkat kematangan sehingga terjadi pansitopenia. Keadaan ini di sebut dishemopoesis atau inefektif hemopoesis. Kekurangan vitamin B12 kecuali mengganggu sintesa DNA juga mengganggu pembentukan myelin sehingga akan terlihat gambaran darah terlihat sel membesar ditambah gangguan pada syaraf.
4. Hormon : androgen dan tiroid. Hormon androgen merangsang eritropoesis dan banyak digunakan untuk pengobatan anemia aplastik. Peranan hormon tiroid pada hemopoeiesis terutama menarik perhatian karena penderita hipotiroid biasanya anemia ringan sampai sedang.
5. Bahan perangsang (stimulating Faktor) seperti : eritropoetin yang semula berasal dari ginjal, penemuan-penemuan kemudian menunjukkan ginjal membentuk eritrogenin yang kemudian mengubah eritropoetinogen yang berasal dari hati menjadi eritropoetin. Eritropoetin meningkatkan pembentikan eritrosit melalui beberapa cara, terutama dengan meningkatkan proliferasi dan defferensiasi dari stem cell eritrosit. Trombopoetin, sejalan dengan eritropoetin menrangsang pembentukan trombosit melalui peningkatan jumlah megakariosit. Trombopoetin terutama dibentuk dalam hati. Granulopoetin merangsang pembentukan netrofil.

9 Maret 2010

helmintologi

Parasitologi mengenai helmintologi (berupa cacing) yang dispesifikasikan pada Toxocara canis dan Toxocara cati merupakan bahasan yang akan kami uraikan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Parasitologi, yang menjadi pembelajaran bagi kami agar bertambahnya wawasan kami mengenai kesehatan, terutama pada kesehatan manusia.
Kesehatan manusia semakin hari semakin dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang kompleks. Berbagai macam penyakit yang diderita semakin beragam. Salah satunya penyakit yang ditimbulkan oleh parasit berupa cacing yang dipelajari dalam Helmintologi (ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing), yang tentunya sangat beraneka ragam.

Hampir disetiap ruang dalam dunia ini dihidupi oleh mikroorganisme jenis ini. Mereka dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan berbagai macam cara, melalui makanan, kebersihan lingkungan yang tidak terjaga, udara, dan banyak lagi cara yang tentunya sangat berhubungan dengan perilaku manusia itu sendiri.

Beragam jenis cacing dapat menyebabkan angka prevalensi yang sangat tinggi, dengan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkannya. Dalam bahasan ini, kami akan menguraikan jenis cacing Toxocara canis dan Toxocara cati yang kami kaitkan dengan kesehatan pada manusia.

Sehingga timbul, pertanyaan “ Bagaimana hubungan jenis cacing Toxocara canis dan Toxocara cati terkait pada kehidupannya dengan kahidupan manusia”

Dari pembahasan yang kami uraikan, maka tujuan kami menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Diketahuinya klasifikasi terhadap jenis cacing Toxocara canis dan Toxocara cati,
2. Apa nama penyakit yang ditimbulkannya,
3. Bagaimana kaitannya dengan hospes, morfologi dan daur hidupnya,
4. Apa kaitannya dengan epidemiologi kesehatan,
5. Bagaimana patologi dan gejala klinisnya, serta
6. Bagaimana pencegahan dan pengobatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia yang terinfeksi.

Dalam penyusunan suatu makalah, tentunya banyak manfaat yang di peroleh, di antaranya sebagai berikut:

1. Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kesehatan yang kami dapat salah satunya melalui mata kuliah parasitologi kesehatan.
2. Sebagai latihan dalam penyusunan pangumpulan data atau laporan penelitian agar penulis lebih terampil dalam pengolahan kata dan hasil yang di dapat bisa lebih maksimal dari laporan sebelumnya.

Semoga hasil yang di dapat menjadi pembelajaran yang positif bagi kita semua dan dapat menjadi sebuah motivasi dalam meningkatkan prestasi untuk masa depan.

II. TEORI dan FAKTA

1. Klasifikasi Hewan

Dalam istilah parasitologi ada pokok bahasan yang dinamakan helmintologi, yaitu pokok bahasan yang mempelajari tentang parasit berupa cacing. Berdasarkan taksonomi, cacing dibagi ke dalam dua kelompok, di antaranya:
1. NEMATHELMINTHES ( cacing gilik)
2. PLATYHELMINTHES ( cacing pipih).

Dalam bahasan ini kami mengulas tentang cacing Toxocara canis dan Toxocara cati yang termasuk ke dalam NEMATHELMINTHES atau kelas NEMATODA, yang mempunyai ciri-ciri berbentuk bulat memanjang dan pada potongan transversal tampak rongga badan dan alat-alat. Cacing jenis ini mempunyai alat kelamin terpisah.

Dalam Parasitologi Kedokteran nematoda dibagi ke dalam dua bagian, yaitu nematoda usus yang hidup di rongga usus dan nematoda jaringan yang hidup di jaringan berbagai alat tubuh.

2. Morfologi

Toxocara canis berjenis kelamin jantan mempunyai ukuran panjang yang bervariasi antara 3,6 - 8,5 cm, sedangkan Toxocara canis betina mempunyai ukuran antara 5,6 -10 cm.
Toxocara cati berjenis kelamin jantan berukuran antara 2,5 – 7,8 cm sedangkan Toxocara cati betina berukuran 2,5 – 14 cm. Bentuk hewan ini menyerupai Ascaris lumbricoides muda. Pada Toxocara canis terdapat sayap servikal yang berbentuk seperti lanset, sedangkan pada Toxocara cati berbentuk sayap yang lebih lebar, sehingga kepalanya menyerupai kepala ular kobra. Bentuk ekor Toxocara canis dan Toxocara cati hampir sama, untuk yang berjenis kelamin jantan ekornya berbentuk seperti tangan dan dengan jari yang sedang menunjuk (digitiform), sedangkan untuk yang berjenis kelamin betina bentuk ekornya bulat meruncing.

Toxocara Canis Toxocara Cati

3. Daur Hidup (Siklus Hidup)
Siklus hidup Toxocara canis dan Toxocara cati pada anjing atau kucing serupa dengan siklus askariasis pada manusia..

Siklus hidup Toxocara cati

Sebagian besar cacing gelang mempunyai siklus hidup yang mirip. Kebanyakan telur cacing menetas dalam waktu dua minggu. Obat cacing membasmi cacing dengan cara merusak sistem syaraf cacing. Obat cacing tidak bisa membasmi telur cacing karena telur tidak mempunyai sistem syaraf. Oleh karena itu pemberian obat cacing harus diulang 2 minggu kemudian agar cacing yang berasal dari telur yang baru menetas dapat segera dibasmi dengan tuntas.

Cacing Toxocara canis, hidup di tanah, lumpur, pasir dan tempat-tempat kotor. Varian lain diantaranya: Toxocara cati, Toxocara vitulorum, Toxocara pteropodis, Toxocara malayasiensis dll. Cacing ini daur hidupnya terutama melalui anjing, kucing dan dilaporkan bisa melalui herbivora.

4. Epidemiologi

1. Di Indonesia angka prevalensi tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 1-7 tahun, di Jakarta prevalensi pada anjing 38,3% dan pada kucing 26 %.
2. Mereka lebih sering menghabiskan waktu bermainnya di rerumputan, duduk di pasir, yang merupakan tempat dimana cacing jenis ini berada.
3. Pada remaja, biasanya terjadi pada mereka yang memiliki kegiatan yang aktif, misalnya, silat (berguling-guling di rerumputan, tanah, dsb), ataupun kegiatan yang berhubungan dengan tanah atau lapangan kotor.
4. Pada usia dewasa juga bisa terjadi pada mereka yang melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan parit, halaman, pengangkut pasir, dsb.
5. Tanah, lapangan, rumput yang terkontaminasi oleh cacing ini sangat mendukung cacing jenis ini untuk tinggal dan berkembang biak.

5. Hospes
Hospes atau inang dari cacing Toxocara adalah anjing (T. canis) dan kucing (T. cati). Pada manusia, cacing ini dapat hidup sebagai parasit dan disebut parasit pengembara, menyebabkan penyakit yang disebut visceral larva migrans (pengembaraan larva di jaringan tubuh). Penyakit ini bersifat kosmopolit, ditemukan juga di Indonesia.
Untuk anjing dan kucing terinfeksi melalui migrasi transplacenta dan migrasi trans mammaria. Telur cacing dapat ditemukan pada kotoran pada saat anak anjing dan anak kucing sudah berusia 3 minggu. Infeksi pada anjing betina bisa berakhir dengan sendirinya atau tetap (dormant) pada saat anjing menjadi dewasa. Pada saat anjing bunting larva T. canis menjadi aktif dan menginfeksi fetus melalui placenta dan menginfeksi anak mereka yang baru lahir melalui susu mereka.

Pada kucing, kucing jantan dan kucing betina sama-sama rentan terhadap infeksi, tidak ada perbedaan nyata; namun kucing dewasa lebih rentan daripada kucing yang lebih muda.

6. Nama Penyakit
Toksokariasis (Visceral Larva Migrans) adalah suatu infeksi yang terjadi akibat penyerbuan larva cacing gelang ke organ tubuh manusia. Toksokariosis bisa disebabkan oleh Toxocara canis ataupun Toxocara cati.

Telur parasit berkembang di dalam tanah yang terkontaminasi oleh kotoran anjing dan kucing yang terinfeksi . Telur bisa ditularkan secara langsung ke dalam mulut jika anak-anak bermain di atas tanah tersebut.

Setelah tertelan, telur menetas di dalam usus. Larva menembus dinding usus dan menyebar melalui pembuluh darah. Hampir setiap jaringan tubuh bisa terkena , terutama otak, mata, hati, paru-paru, dan jantung. Larva bertahan hidup selama beebrapa bulan, menyebabkan kerusakan dengan cara berpindah ke dalam jaringan dan menimbulkan peradangan di sekitarnya.

Telur Toxocara canis

III. PEMBAHASAN

1. Patologi dan Gejala Klinis

Pada manusia larva cacing tidak menjadi dewasa dan mengembara di alat-alat dalam, khususnya di hati. Penyakit yang di sebabkan larva yang mengembara ini disebut visceral larva migrans, dengan gejala eosinofilia, demam dan hepatomegali. Visceral larva migrans dapat juga di sebabkan oleh Nematoda lain.

Infeksi kronis biasanya ringan terutama menyerang anak-anak, yang belakangan ini cenderung juga menyerang orang dewasa, disebabkan oleh migrasi larva dari Toxocara dalam organ atau jaringan tubuh.

Gejala klinis ditandai dengan eosinofilia yang lamanya bervariasi, hepatomegali, hiperalbuminemia, gejala paru dan demam. Serangan akut dan berat dapat terjadi, dalam keadaan ini lekosit dapat mencapai 100,000/mm3 atau lebih (dengan unit SI lebih dari 100 x109/l), dengan 50 – 90% terdiri dari eosinofil. Gejala klinis bisa berlangsung sampai satu tahun atau lebih. Bisa timbul gejala pneumonitis, sakit perut kronis, ruam seluruh tubuh dan bisa juga timbul gejala neurologis karena terjadi kelainan fokal.

Bisa juga tejadi endoftalmitis oleh karena larva masuk ke dalam bola mata, hal ini biasanya terjadi pada anak yang agak besar, berakibat turunnya visus pada mata yang terkena. Kelainan yang terjadi pada retina harus dibedakan dengan retinoblastoma atau adanya massa lain pada retina. Penyakit ini biasanya tidak fatal. Pemeriksaan Elisa dengan menggunakan antigen stadium larva sensitivitasnya 75 – 90% pada visceral larva migrans (VLM) dan pada infeksi bola mata. Prosedur western blotting dapat dipakai untuk meningkatkan spesifisitas dari skrining menggunakan Elisa.

2. Cara-cara Penularan

Kebanyakan infeksi yang terjadi pada anak-anak adalah secara langsung atau tidak langsung karena menelan telur Toxocara yang infektif. Secara tidak langsung melalui makanan seperti sayur sayuran yang tercemar atau secara langsung melalui tanah yang tercemar dengan perantaraan tangan yang kotor masuk kedalam mulut.

Sebagian infeksi terjadi karena menelan larva yang ada pada hati ayam mentah, atau hati sapi dan biri biri mentah. Telur dikeluarkan melalui kotoran anjing dan kucing.

Telur memerlukan waktu selama 1 – 3 minggu untuk menjadi infektif dan tetap hidup serta infektif selama beberapa bulan; dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang kering.

Telur setelah tertelan, embrio akan keluar dari telur didalam intestinum; larva kemudian akan menembus dinding usus dan migrasi kedalam hati dan jaringn lain melalui saluran limfe dan sistem sirkulasi lainnya. Dari hati larva akan menyebar ke jaringan lain terutama ke paru-paru dan organ-organ didalam abdomen (visceral larva migrans), atau bola mata (Ocular larva migrans), dan migrasi larva ini dapat merusak jaringan dan membentuk lesi granulomatosa.

Parasit tidak dapat melakukan replikasi pada manusia dan pada hospes paratenic/endstage lain; namun larva dapat tetap hidup dan bertahan dalam jaringan selama bertahun-tahun, terutama pada keadaan penyakit yang asymptomatic. Jika jaringan hospes paratenic dimakan maka larva yang ada pada jaringan tersebut akan menjadi infektif terhadap hospes yang baru.

3. Masa Inkubasi

Masa inkubasi pada anak-anak berlangsung dalam beberapa minggu dan beberapa bulan dan sangat tergantung pada intensitas infeksi, terjadinya reinfeksi dan sensitivitas penderita. Gejala okuler muncul 4 – 10 tahun setelah terjadinya infeksi awal. Masa inkubasi dari infeksi yang diperoleh karena mengkonsumsi hati mentah sangat cepat (beberapa jam sampai beberapa hari).

4. Gejala

Toksokariasis biasanya menyebabkan infeksi yang relatif ringan pada anak-anak usia 2-4 tahun, tetapi juga bisa mengenai anak-anak yang lebih tua dan dewasa.

Gejalanya dimulai dalam beberapa minggu setelah terinfeksi atai bisa tertundan sampai beberapa bulan, tergantung seringnya pameparan dan kepekaan seseorang terhadap larva.

Yang pertama timbul adalah demam, batuk, atau bunyi nafas mengi dan pembesaran hati. Beberapa penderita mengalami ruam-ruam di kulit, pembesaran limpa dan pneumonia yang hilang-timbul.

Anak-anak yang lebih besar cenderung tidak menunjukkan gejala atau gejalanya ringan, tapi mereka bisa mengalami luka di mata yang mengakibatkan gangguan penglihatan dan bisa dikelirukan dengan suatu tumor ganas di mata.

5. Diagnosa Penyakit

Cara diagnosis toksokariasis sulit karena cacing ini tidak menjadi dewasa, maka dari itu harus dilakukan tes immunologis atau biopsi jaringan.
Diduga terserang suatu toksokariasis, bila pada seseorang ditemukan

- kadar eosinofil yang tinggi (eosinofil adalah sejenis sel darah putih)
- pembesaran hati
- peradangan paru-paru
- demam
- kadar antibodi yang tinggi dalam darah.

6. Cara Pencegahan

1). Berikan penyuluhan kepada masyarakat, terutama kepada pemilik binatang peliharaan tentang bahaya dari kebiasaan pica (menggigit, menjilat benda-benda) yang terpajan daerah yang tercemar oleh kotoran hewan peliharaan. Juga dijelaskan tentang bahaya mengkonsumsi hati mentah hewan yang terpajan dengan anjing dan kucing. Orang tua dan anak-anak diberitahu tentang risiko kontak dengan binatang peliharaan seperti anjing dan kucing dan bagaimana cara mengurangi risiko tersebut.

2). Hindari terjadinya kontaminasi tanah dan pekarangan tempat anak-anak bermain dari kotoran anjing dan kucing, terutama didaerah perkotaan dikompleks perumahan. Ingatkan para pemilik anjing dan kucing agar bertanggung jawab menjaga kesehatan binatang peliharaannya termasuk membersihkan kotorannya dan membuang pada tempatnya dari tempat-tempat umum. Lakukan pengawasan dan pemberantasan anjing dan kucing liar.

3). Bersihkan tempat-tempat bermain anak-anak dari kotoran anjing dan kucing. Sandboxes (kotak berisi pasir) tempat bermain anak-anak merupakan tempat yang baik bagi kucing untuk membuang kotoran; tutuplah jika tidak digunakan.

4). Berikan obat cacing kepada anjing dan kucing mulai dari usia tiga minggu, diulangi sebanyak tiga kali berturut-turut dengan interval 2 minggu dan diulang setiap 6 bulan sekali. Begitu juga binatang piaraan yang sedang menyusui anaknya diberikan obat cacing. Kotoran hewan baik yang diobati maupun yang tidak hendaknya dibuang dengan cara yang saniter.

5) Biasakan mencuci tangan dengan sabun setelah memegang tanah atau sebelum makan.

6). Ajarkan kepada anak-anak untuk tidak memasukan barang-barang kotor kedalam mulut mereka.

7. Pengobatan

Sebelum tahun 1960-an, pengobatan cutaneous larva migrans menggunakan Chlorethyl, obat anastesi semprot dingin (biasa juga dipakai di persepakbolaan).

Ternyata obat semprot tersebut hanya menghambat, tidak membunuh cacing. Perlu diketahui, cacing Toxocara canis terhambat pada suhu di bawah 10 derajat cecius, tetapi tidak mati, dan baru bisa mati pada suhu minus 15 derajat celcius. Itulah mengapa disemprot Chlorethyl tak kunjung sembuh.
Obat yang dianjurkan antara lain:

Obat cacing:
Obat pilihan adalah: thiabendazole, ivermectin dan albendazole, sedangkan obat lainnya Mebendazole.
Thiabendazole
Dosis: 25-50 mg/kg berat badan/hari, diberikan 2 kali sehari selama 2-5 hari. Tidak diperkenankan melebihi 3 gram perhari.
Dapat juga diberikan secara topikal (obat luar) 10-15% dalam larutan.
Albendazole. ( pilih yang ini )
Dosis dewasa dan anak di atas 2 tahun: 400 mg perhari, dosis tunggal, selama 3 hari atau 200 mg dua kali sehari selama 5 hari.
Dosis anak kurang dari 2 tahun: 200 mg perhari selama 3 hari.
Atau 10-15 mg per kg berat badan, 4 kali perhari selama 3-5 hari.Jining Wang, MD, February 28, 2006
Mebendazole
Dosis dewasa dan anak di atas 2 tahun: 100-200 mg dua kali sehari, selama 4 hari .
Anak kurang dari 2 tahun: tidak dianjurkan
Anti alergi, untuk mengurangi alergi lokal, misalnya menggunakan hidrokortison cream atau sejenisnya.
Antibiotika, diberikan bila ada infeksi sekunder (bernanah).
VI. KESIMPULAN

Dari pembahasan kami di atas mengenai parasit, yaitu berupa hewan cacing, setelah kami membahas parasit Toxocara canis dan Toxocara cati, maka beberapa kesimpulan dapat kami sampaikan, diantaranya sebagai berikut:

1. Cacing Toxocara canis dan Toxocara cati termasuk ke dalam klasifikasi NEMATHELMINTHES (cacing gilik) dan termasuk ke dalam kelas NEMATODA, yang memiliki bentuk bulat memanjang dan pada potongan tranvsversal tampak rongga badan yang terlihat, dan memiliki alat kelamin terpisah.

2. Nama penyakit yang di sebabkan oleh jenis cacing ini adalah Toxokariasis (visceral larva migrans), karena cacing ini dapat hidup pada manusia sebagai parasit yang mengembara (erratic parasite) sehingga timbullah penyakit visceral larva migrans.
3. Hospes atau inang dari cacing Toxocara adalah anjing (T. canis) dan kucing (T. cati). Pada manusia, cacing ini dapat hidup sebagai parasit dan disebut parasit pengembara, menyebabkan penyakit yang disebut visceral larva migrans (pengembaraan larva di jaringan tubuh). Penyakit ini bersifat kosmopolit.
Daur hidup cacing Toxocara canis, hidup di tanah, lumpur, pasir dan tempat-tempat kotor. Varian lain diantaranya: Toxocara cati, Toxocara vitulorum, Toxocara pteropodis, Toxocara malayasiensis dll. Cacing ini daur hidupnya terutama melalui anjing, kucing dan dilaporkan bisa melalui herbivora.

Sedangkan morfologi Toxocara canis jantan berukuran panjang antara 3,6 – 8,5 cm untuk betina 5,7 – 10 cm. Untuk Toxocara cati jantan berukuran antara 2, 5 – 7,8 cm, untuk betina antara 2,5 – 14 cm, dengan bentuk yang mirip dengan Ascaris lumbriciodes. Pada Toxocara canis terdapat sayap servikal yang berbentuk seperti lanset, sedangkan pada Toxocara cati bentuk sayap lebih lebar, dan kepalanya menyerupai ular kobra.
Bentuk ekor yang dimiliki hampir sama, yang jantan berbentuk seperti tangan dengan jari yang sedang menunjuk (digitiform), sedangkan betina ekornya bulat meruncing.

4. Epidemiologi yang terjadi :
? Angka prevalensi pada anak-anak yang berusia 1-7 tahun sangat tinggi
? Lingkungan yang terkontaminasi oleh kotoran anjing atau kucing yang kurang terperhatikan kebersihannya.
? Tanah, pasir , lapangan, rumput yang terkontaminasi oleh kotoran anjing dan kucing sangat senang didiami oleh Toxocara canis dan Toxocara cati.

5. Patologi dan gejala klinis di sebabkan larva yang mengembara ini disebut visceral larva migrans, dengan gejala eosinofilia, demam dan hepatomegali. Visceral larva migrans dapat juga di sebabkan oleh Nematoda lain.

Gejala klinis ditandai dengan eosinofilia yang lamanya bervariasi, hepatomegali, hiperalbuminemia, gejala paru dan demam. Serangan akut dan berat dapat terjadi, dalam keadaan ini lekosit dapat mencapai 100,000/mm3 atau lebih (dengan unit SI lebih dari 100 x109/l), dengan 50 – 90% terdiri dari eosinofil. Gejala klinis bisa berlangsung sampai satu tahun atau lebih. Bisa timbul gejala pneumonitis, sakit perut kronis, ruam seluruh tubuh dan bisa juga timbul gejala neurologis karena terjadi kelainan fokal.

6. Pencegahan dan pengobatan
? Pencegahan :
1). Berikan penyuluhan kepada masyarakat, terutama kepada pemilik binatang peliharaan tentang bahaya dari kebiasaan pica (menggigit, menjilat benda-benda) yang terpajan daerah yang tercemar oleh kotoran hewan peliharaan.

2). Hindari terjadinya kontaminasi tanah dan pekarangan tempat anak-anak bermain dari kotoran anjing dan kucing, terutama didaerah perkotaan dikompleks perumahan.

3). Bersihkan tempat-tempat bermain anak-anak dari kotoran anjing dan kucing.

4). Berikan obat cacing kepada anjing dan kucing mulai dari usia tiga minggu, diulangi sebanyak tiga kali berturut-turut dengan interval 2 minggu dan diulang setiap 6 bulan sekali.

5) Biasakan mencuci tangan dengan sabun setelah memegang tanah atau sebelum makan.

6). Ajarkan kepada anak-anak untuk tidak memasukan barang-barang kotor kedalam mulut mereka.

? Pengobatan:
Pengobatan cutaneous larva migrans menggunakan Chlorethyl, obat anastesi semprot dingin. Dan diantara obat yang dianjurkan antara lain:

- Obat cacing: Obat pilihan adalah: thiabendazole, ivermectin dan albendazole, sedangkan obat lainnya Mebendazole.
- Thiabendazole
- Albendazole.
- Mebendazole
- Anti alergi
- Antibiotika

V. SARAN

1. Selalu menjaga kebersihan lingkungan, terutama pada lingkungan yang banyak ditinggali oleh hewan berupa anjing dan kucing, karena hewan tersebut yang dapat menyebabkan penyakit Toksokariasis.

2. Awasi dan perhatikanlah kebersihan anak-anak yang gemar bermain di area tanah, rerumputan, lapangan, dan area dimana cacing Toxocara canis dan Toxocara cati dapat tumbuh dengan baik.

3. Segera lakukan penanganan yang tepat jika seandainya ada anak yang terinfeksi cacing jenis ini, segera lakukan penanganan medis.

4. Sebaiknya bagi yang memiliki hewan peliharaan jenis anjing dan kucing, agar diperhatikan juga kebersihannya, tempat makan, tempat buang air, dsb, sehingga suklit bagi cacing untuk berkembang dengan baik.

5. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun, agar kuman-kuman dan sejenis cacing tidak dapat menyerang tubuh kita.

Mikologi

Mikologi berasal dari kata ‘ mykes’ yang berarti Myceane yaitu salah satu kelompok mushroom ( jamur mikro ) dan dari kata logos yang berarti ilmu.Jadi bisa dikatakan mikologi adalah ilmu yang mepelajari tentang jamur dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari – hari oleh manusia .
Karakteristik Taksonomi jamur ;
1. Morfologi hifa ( Ukuran,warna,bentuk permukaan)
2. Morfologi spora/Konidia ( Ukuran,warna,bentuk permukaan)
3. Karakteristik Reproduksi ( Spora jantan, Spora betina)
4. Karakteristik Fisiologi ( Bentuk pertumbuhan pada medium khusus dan sifat pertumbuhan pada suhu,pH,dan kelembaban tertentu)
5. Karakteristik selular ( bentuk dinding sel,komposisi dinding sel,pola pembelahan sel,karakteristik organel sel dan karakteristik sekuen asam amino dari protein dan sekuen nuleotida DNA.

Pada tahun 1979 Alexopoulus mengelompokan fungi menjadi III Divisio yaitu sebagai berikut :
Divisio I. Gymnomycota
Subdivisio 1. Acrasiogymnomycotina
Class 1. Acrasiomycetes
Subdivisio 2. Plamodiomycotina
Class 1. Protesteliomycetes
2. Myxomycetes
Subclass 1. Ceratiomyxomycetidae
2. Myxogastromycetidae
3. Stemonitomycetidae
Divisio II. Mastigomycota
Subdivisio 1. Haplomastigomycotina
Class 1. Chytridiomycetes
2. Hyphochytridiomycetes
3. Plamodiophoromycetes
Subdivisio 2. Diplomastigomycotina
Class 1. Oomycetes
Divisio III. Amastigomycota
Subdivisio 1. Zygomycota
Class 1. Zygomycetes
2. Trichomycetes
Class 1. Basidiomycetes
Subclass 1. Holobasidiomycetidae
2. Phargmobasidiomycetidae
3. Teliomycetidae
Subdivisio 4. Deuteromycotina
Form-class 1. Deuteromycetes
Form subclass 1. Blastomycetidae
2. Coelomycetidae
3. Hyphomycetidae
Subdivisio 2. Ascomycotina
Class 1. Ascomycetes
Subklass 1. Hemiascomycetidae
2. Plectomycetidae
3. Hymenoascomycetidae
4. Labaulbeniomycetidae
5. Loculoascomycetidae
Subdivisio 3. Basidiomycotina
Pada tahun 1996 Alexopoulus mengelompokan fungi menjadi ‘true fungi’ dan ‘not true fungi’ yang termasuk dalam true fungi adalah :
1. Chytriodiomycota
2. Zygomycota
3. Ascomycota
4. Basidiomycota
Sedangkan kelompok non true fungi terdiri dari :
Polyphyletic protista:

* Myxomycota
* Dictiosteliomycota
* Acrasiomycota
* Plamodiophoromycota

Stramenophyla:
1. Oomycota
2. Labyrinthulomycota
3. Hyphochytriomycota

Metabolisme Bakteri

Metabolisma didefinisikan sebagai semua reaksi kimia yang terjadi dalam sel.
Bagai mana halnya dengan eksoenzim?. Tetap di anggap sebagai metabolisma,
sebab meskupun reaksi kimia berlangsung di luar sel tetapi enzim disekresikan dari
dalam sel.
Metabolisma terdiri dari dua proses yang berlawanan yang terja secara
simultan.Reaksi tersebut adalah:
1. Sintesis protoplasma dan penggunaan energi yang disebut sebagai
Anabolisma.
2. Oksidasi subsstrat diiringi dengan terbentuknya energi disebur dengan
Katabolisma.
Bagaimana Bakteri Memperoleh Energi ?
Melalui proses Oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah proses pelepasan elektron
sedang reduksi adalah proses penangkapan elektron. Karena elektron tidak dapat
berada dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksi
reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi dapat terbentuknya energi.
Fosforilasi Oksidatif
Pada umumnya reaksi oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim
dehidrogenase. Enzim tersebut memtransfer elektron dan proton yang dibebaskan
kepada aseptor elektron intermedier seperti NAD+ dan NADP+ untuk dibentuk
menjadi NADH dan NADPH. Fosforilasi oksidasi terjadi pada saat elektron yang
mengandung energi tinggi tersebut ditranfer ke dalam serangkain transpor elektron
sampai akhirnya di tangkap oleh oksingen atau oksidan anorganik lainnya sehingga
oksigen akan tereduksi menjadi H2O.
1. Tranfer elektron menuju oksigen melalui berbagai caier seperti
flavoprotein,quinon maupun citekrom.
2. Adanya tranfer elektron ini mengakibatkan aliran proton (H+)dari sito
plasma ke luar sel. Jadi arah aliran adalah dari dalam ke luar. Hal ini akan
menimbulkan peredaan konsentrasi proton atau dikenal dengan gradien
pH.
3. PH pada umunnya 7,5. Gradien pH terjadi jika pH di luar sel lebih kecil
dari 7,5. Selanjutnya gradien pH bersama dengan potensial membenuk
protonmotive force. Kekuatan (protonmotive force) inilah yang menarik
proton dari luar sel kembali ke dalam sel. Bersamaan dengan masuknya
kembali proton tadi terbentuk energi yang digunakan untuk berbagai
aktifitas sel.
4. Para menbran terdapat enzim spesifik disebut dengan ATPase. Energi
yang di sebabkan pada saat masuknya kembali proton tadi akan digunakan oleh ATPase untuk forforilasi ADP menjadi ATP. Energi ini di
simpan dalam bentuk ikatan fosfat yang selanjutnya dapat di gunakan
untuk aktifitas sel. Reaksinya adalah:
Adenosin -P ~ P + Pi. ……energi…… Adenosin- P~ P~ P
Ada dua macam energi yang digunakan oleh makhluk hidup.
1. Sinar matahari. Organismanya disebut dengan organisma
fotosintesis atau di kenal juga dengan organisma fototrofik.
2. Oksidasi senyawa kimia. Organismanya disebut dengan organisma
kemosintesis kemotrofik atau autotrofik
Fotosintesis ada 2 macam
1. Fotosintesis tipe Cynobacteria. Fotosintesis tipe ini sama dengan fotosintesis yang
terjadi pada tanaman tingkat tinggi dengan keseluruhan reaksi adalah.
CO2 + 2H2O ……sinar matahari…… H2O + [ CH2o ]n + O2
klorofil
dimana pada sistem fotosintesis ini terdapat 2 fotosistem yaitu fotosistem (PS) I
dan II. Aliran elektron dari PS II ke PS I selanjutnya mengubah NADP+ menjadi
NADPH. Aliran eletktron yang demikian dikatakan noncyelic phosphorilation.
2. Fotosintesis tipe Noncyanobacteria.
Kelompok bakteri ini tidak memiliki fotosistim II untuk menfotolisis H2O. Dengan
demi kian bakteri ini tidak pernah menggunakan air sebagai reduktan sehingga
oksigen tidak pernah di hasilkan dari fotosintesis. Fotosintesis yang demikian
berlangsung dalam keadaan anaerob, sehingga dikenal dengan fotosintesis
anaerob. Jadi organisma ini memerlukan suplai senyawa organik sebagai donor
hidrogennya Persamaan reaksi secara umum adalah:
Sinar matahari
CO2 +2H2A……………………….H2O + [CH2O]n + 2A
klorofil
Berdasarkan tipe pada reduktan dan pigmen fotosintesisnya kelompok bakteri ini
dapat di bagi menjadi 3 family yaitu Chlorobiceae,Ceomaticeae, dan
rhodospirillaceae.
1. Chlorobiceae.
Disebut juga dengan green-sulfur bacteria. Bacteri ini juga di gunakan
hidrogen dan beberapa senyawa mengandung sulfat sebagai reduktanya.
Sinar matahari
a. CO2 + 2H2……………………….. CH2O + H2O
b. CO2 + 2H2S ………………….. CH2O + H2O + 2 S
c. 3CO2 + 2S + 5h2O ………………. 3 CH2O + 2H2SO2
d. 2CO2 + Na2S2O3 +3H2O ……………….. 2CH2O + Na2SO4
2. Chromaticeae.
Pada prinsipnya sama dengan Chomaticeae tetapi pigmen yang dimilikinya
tidak hijau melainkan merah- jingga disebut dengan purle- surful- bacteria.
3. Rhodospirillaceae.
Bakteri ini menggunakan hidrogen dan berbagai senyawa organik sebagai
reduktan . contoh: Rhodospirillum, Rhodopseudomonas.
Sinar mathari
CO2 + 2CH3CHOHCOOH …………………….CH2O + H2O + 2CH3COCOOH
Yang perlu diperhatikan bahwa fotosintesis ini hanya dapat berlangsung
dalam keadaan anoerob. Akan tetapi ada beberapa anggota Rhodospirillaceae
mampu melakukan pertumbuhan nonfortosintesik dengan adanya oksingen
apabila media mengandung cukup nutisi untuk tumbuh.
Chemotrofik atau Autotrofik Organisme
Seperti halnya organisme fotosintetik, kelompok bacteri ini menggunakan CO2
sebagai sumber korban. Akan tetapi untuk mengubah CO2 menjadi material sel
diperlukan energi dan NADPH. Pada bakteri fotosintetik energi dan NADPH ini
diperoleh dari sinar matahari, akan tetapi pada organisma kemoutotrofdiperoleh dari
oksidasi senyawa kimia. Jadi proses pengangkapan energi sama dengan yang terjadi
pada fosforilasi oksidatif dimana elektron yang dihasilkan dari oksodasi sulfut, amino
dan lain-lain di transfer melalui serangkaian stanspor elektron yang menyebabkan
keluarnya proton dari sel. Potensial pH yang terjadi dikonversi didalam ikatan fosfat
yang mengandung energi yang tinggi dada saat proton tersebut masuk kembalik
kembali kedalam sel melalui chanel proton.
Setelah ATP termasuk, pola biosintesis dalam sel analog dengan organisme
fotosintesis.
Bacteri kemaoautotrof ini dikelompokkan menjadi beberapa generasi berdasarkan
pada macam senyawa organik yang dioksidasi sebagai sumber energi.
Oksidasi sulfur, Thiobacillus
2S + 3O2 + 2H2O ……………… 2H2 SO4
Oksidasi amonia, Nitrosomonas
2NH4CI + 3O2 ……………… 2HNO2 + 2HCI + 2H2O
Oksidasi nitrit, Nitrobacter
2NaNO2 + O2 …………………. 2 NaNO3
Oksidasi Hidrogen
2H2 + O2 ……………… 2H2O
Oksidasi senyawa mengandung Fe, Siderocapsa
4FeCO3 + O2 + 6H2O…………….. 4Fe (OH)3 + 4CO2
METABOLISMA HETEROTROF
Sebagian besar bakteri kehilangan kemampuan untuk mensintesis
protoplasma dari senyawa-senyawa anorganik sehingga bergantung sepenuhnya
pada senyawa organik sehingga sebagai makanannya. Organisme yang demikian
disebut dengan heterotrof yang artinya ‘ nourish by other, atau makanan
disediakan oleh organisme lain, dan tipe nutrisinya di sebut heterotrofik. Akan
tetapi perlu diingat bahwa batasan ini sebenarnya tidak begitu tegas. Dan
adabeberapa mikroorganisma heterotrof membutuhkan senyawa organik lebih
banyak di bandingkan dengan organisme lain.
Berdasarkan sumber korban dan energinya, mikroorganisme dikelompokkan
sebagai berikut
Kelompok Sumber Energi Sumber C
Chemoheterotrof Oksidasi senyawa organik+ Senyawa organik
Chemoautotrof Oksidasi senyawa anorganik CO2
Fotoheterotrof Sinar matahari Senyawa organik
Fotoautotrof Sinar matahari CO2
Pola metabolisme
Seperti yang telah didiskusikan bahwa keperluan energi untuk proses
biosintesis dipenuhi dari reaksi oksidasi. Oleh karena elektron tidak dapat berada
dalam bentuk bebas maka setiap reaksi reduksi Bakteri Heterotrof secara garsi
besarnya dapat dikeleompokkan berdasarkan “end product” atau hasil akhir dari
metabolisme. Pada dasarnya end product ini menunjukkan atau berperan sebagai
aseptor elektron terakhir dalam jaluar metabolisme.
Apa saja yang dapat berperan sebagai aseeptor elektron terakhir ? jawabnya
adalah bervariasi tegantung pada enzim dari organisma tersesbut. Dalam hal ini
bisa oksigen bebas, atau berbagai senyawa organik maupun an organik. Bakteri
yang Harus menggunakan oksigen sebagian reseptorr terakhir disebut sebagai
obligat aerob. Bakteri yang hanya hidup dalam kondisi bebas udara (oksigen)
disebut Obligat anaerob. Sedangkan bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa
oksigen dalam arti dapat menggunakan oksigen atau senyawa anorganik senagai
aseptor elektromn terakhir disebut dengan fakultatif. Dan mikroorganisma yang
tumbuhn dengan baik pada akondisi kandungan oksigen sedikit disebut
mikroaetrifilik.
Kita dapat jga mengelompokkan ja;lur metabolisme sebagai perrementatatif
atau respirasi. Meskipun kedua kelompok tersebut hanya berbeda dalam hal
reseptor elektron terakhir yang digunakan, adalah pentimg untuk dapat dibedakan
keduanya. Respirasi terjadi pada saat elektron yang dibebbaskan akan rekasi
oksidasi distransfer melalui serangkaian transfor elektron yang menyebebakan
keluarnya proton melalui membran sel dan energi dihadirkan memalui fosforilasi
oksidatif.
Fermentasi adalah proses yang berlangsung adalam keadaan anaaerob,
dimana dalam proses ini tidak melibatkan serangkaian transfer elektron yang dikatalisis oleh enzim yang terdapat dalam membran sel. Dalam hal ini elektron dan
proton distranfer langsung dari senyawa yang oksidasi menuju senyawa organik
intermediet yang lain yang akhirnya membentuk produk fermentasi yang stabil.
Oleh karena itu pada proses fermentasi terjadi akumulasi produk yang organisme
tidak mampu mengoksidasi oleh lanjut.
FERMENTASI
Selama fermentasi produk intermediet yang terbentuk dari katabolisme
senyawa organik seperti glukosa berperan sebagai aseptor elektron terakhir
menyebabkan terbentuknya senyawa produk akhir fermentasi yang stabil. Sebagai
contoh, pada umumnya mikroorganisme mengubah guka menjadi asam piruvat.
Dalam hal ini juga membentuk NHDA dan harus melepaskan elektronnya kepada
aseptor jika organisme melakukan metabolisme lebih lanjut. Hal ini dipenuhi dengan
cara menggunakan asam pirauvat atau beberapa produk dari asam piruvat sebagai
aseptor elekktron terakhir. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah : dengan tidak
adanya transfor ewlektron selqma permentasi ikatan fosfat berenergi tinggi tidak
terbentuk melalui fosfolirasi oksidatif melainkan proses yang disebut dengan
fosfolirasi subsrat. Dalam hal ini senyawa intermediate diokasidasi, energi yang
dilepaskan dikonversi langsung kedalam ikatan yang mengandung energi tinggi.
Senyawa yang mengandung senyawa tinggi tersebut selanjutnya dapat ditransfer ke
ADP untuk dibentuk menjadi ATP sebagai manan ditunjukkan dalam skema berikut.
Glukosa
Glujkosa 6P
Frukrosa 6P
Fruktosa 1,6 biP
Dihidropsi aseton P……………Gliseraldehid 3P (2)
1,3 bifosfo gliserat (2)
3P gliserat (2)
PEP (2)
H20
Piruvat (2)
End produ
Keterangan:
Jalur Embden- Meyerhof untuk disimilasi glukosa. Perhatikan bahwa setiap
melekul fruktosa 1,6 biP dipecah menjadi senyawa 3C yang seimbang satu sama
lain. Senyawa gliseraldehid 3P dioksidasi, maka senyawa dihidroksi aseton P
dikonversi menjadi gliseraldehid 3P. Dari skema tersebut juga dapat diketahui bahwa
melekul ATP dibutuhkan untuk mengawali reaksi, akan tetapi 4 melekul ATP
terbentuk selama disimilasi 1 melekul glukosa menjadi 2 melekul piruvat. Di samping
itu juga terbentuk 2 melekul NADH yang harus dioksidasi dengan melepaskan
elektron dan protonnya pada aseptor elektron terahkir.
Jalur-Jalur Fermentasi
Sebagai mana ditujukkan dalam skema di atas, selain menghasilkan asam
piruvat sebagai end produk juga dihasilkan 2 melekul NHDH yang harus dioksidasi.
Tergantung pada tipe mikroorganismenya asam piruvat (CH3COCOOH)
dimetabolisme lebih lanjut untuk menghasilkan produk akhir fermentasi sebagai
mana ditunjukkan dalam skema berikut:
1. Fermentasi Asam homolaktat
Dilakukan oleh beberapa bakteri Streptococcus dan laktobacillus
NADH NAD+
Asam piruvat ………………………………… asam laktat
2. Fermentasi Alkohol
Dilakukan oleh Yeast
CO2 NADH NAD+
Asam piruvat …………….. asetaldehid ………………. Etil alkohol
3. Fermentasi Asam Campuran
Escherichia coli dan beberapa bacteri anterik lainnya
NADH NAD+
Asam piruvat …………………………… Asam laktat
CO2
Oksaloacetat Asetil Co. A + Asam Forman
2NADH 2NADH
2NAD+ 2NAD+
Asam suksimat Etil alkohol Asam Asetat H2 + CO2
4. Fermentasi butylen-glikol
Enterobacter, Pseudomonas, dan Bacillus
CO2 CO2 NADH NAD+
2 piruvat…………asam asetolaktat…………asetoin……………………..2,3 butilen
glikol
5. Fermentasi Asam propionat
Dilakukan oleh Propioniacterium dan Veillonela
CO2
3 asam piruvat……………………asam asetat
2 oksalo asetat
2CO2
enzyme bond
2 asam suksinat
propionil Co A
asam propionat
suksinil Co A
2 methil malonil Co A
Energi yang bergabung dalam ikatan propiionil Co A disimpan oleh reaksi
propionil Co A dengan asam ukinat membentuk suksinil CoA dan asam
propionat bebas. Selanjutnya CO2 yang dibebaskan dari decarboksilasi
metil malonil CoA tetap berikatan dengan enzim yang mengandung biotin
yang akan mentransfer CO2 kepada asam piruvat membentuk asam
aksalo asetat. Organisma ini juga dapat membentuk oksalo asetat dari
reaksi PRP (Phosphoenol piruvat) dengan CO2 bebas
6. Fermentasi Asam Butirat, butanol, dan aseton
Bakteri yang melakukan fermentasi tersebut adalah Clostridium
4CO2
4 asam piruvat…………………..4 asetil CoA……………………….asam asetat
aseton…………………………………………2 aseto asetil CoA etil alkohol
NADH
NAD+
2 crotonil CoA
isopropil
alkohol
2 butiril CoA
NADH
NAD+
Dari skema tersebut dapat diketahui bahwa berbagai macam senyawa yang dapat
berperan sebagai aseptor elektron terakhir. Jadi produk akhir dari fermentasi juga
bervariasi. Dalam hal fermentasi asam laktat atau alkohol, hanya satu macam. Pada
fermentasi lain seperti campuran asam atau asam butirat menggunakan bermacam
aseptor elektron dan produk fermentasi juga bervariasi. Tidak semua bakteri
melakukan metabolisma gula melalui jalur embden-meyerhof, tetapi ada beberapa
alternatif penguraian glukosa menghasilkan tipr fermentasi seperti yang telah
didiskusikan.
Tabel berikut merupakan kesimpulan tipe-tipe fermentasi yang penting pada
mikroba.
Tipe Fementasi Oranisma End Products
Alkoholik Sacharomyces Ethanol, CO2
Laktat Streptococcus
Lactobacillus, Bacillus
Asam laktat
Campuran asam E. coli, dan bakteri enterik
lain
Asam laktat, asetat,
suksinat, ehanol, CO2
dan H2
Butilen glikol Enterobakter, klebsiella Butilen glikol, dan
campuran asam dalam
jumlah sedikit
Asam propionat Propionibacterium, Veillonela Asam propionat, asam
asetat dan co2
Asam butirat,
butanol
Clostridium Butanol, etanol, dan
asam asetat
Respirasi Mikroba
Respirasi didefenisikan sebagai penggunaan serangkaian transfor elektron
untuk mentrasnfer elektron menuju aseptor elektron terakhir. Energi diperoleh
melalui fosporilasi oksidatif tetapi dalam prosesnya bisa menggunakan oksigen
sebagai aseptor elektron terakhir (respirasi aerob) atau senyawa anorganik lain
(resfirasi anaerob).
Resfirasi Aerob
Banyak organisma yangn mampu menggunakan oksigen sebagai aseptor
elektron terakhir. Dalam hal ini tidak diperlukan reduksi senyawa intermediator
sebagaimana dalam permentasi. Hasilnya senyawa-senyawa intermediate tersebut
dapat dioksidasi sempurna menjadi karbon dioksida dan air. Ini merupakan
keuntungan yang sangat besar bagi organisme akarena jumlah energi yang
dihasilkan dari oksidasi sempurna satu molekul glukosa jauh leb besar bila
dibandingkan melalui permentasi.
Hal ini disebabkan rangka aliran elektron dari NADH ke O2 melalui
serangkaian karir Cytocrom menghasilkan 3 ATP. Energi tersebut, bersama dengan
eneegi yang diperoleh dari oksidasi Virupat menjadi asetil COA menghasilkan 36 ATP
yang dihasilkan dari metabolisma glukosa menjadi CO2 dan H2O. Jika kita
bandingkan dengan dua ATP yang dibentuk dari satu molekul glukosa melalui
permentasi alkohol atau asam laktat, maka metabolisme aerob jauh lebih efesien
dibanding dengan permentasi.
Bagaimana Peruvat diubah menjadi CO2 dan H2O dan bagimana prosses
tersebut menghasilkan sejumlah besar energi untuk sel ?. Hal ini dipenuhi melalui
proses degradasi disebut tricarboxylic Acid Cycle (TCA Cycle) atau dikenal dengan
siklus asam sitrat maupun siklus Krebs. Setiap kali oksalo asetat bergabung dengan
asetil COA yang berasal dari Piruvat masuk kedalam siklus akan membentuk
senyawa 6 karbon yang dikenal dengan asan sitrat sehingga dinamakan siklus asam
sitrat. Dalam setiap putaran menghasilkan serangakaian oksidasi menyebabkan
terjadinya reduksi NAD atau FAD dan membebaskan 2 molekul CO2. jadi senyawa 6
karbon asam sitrat kembali ke bentuk semula yaitu senyawa 4 karbon oksalo asetat
yang siap bergabung kembali dengan asetat / astil COA.
Akhirnya semua senyawa NADH dan FADH mengalami posforilasi oksidatif
dengan melepaskan elektron melalui serangkain cyticrom ke oksigen menghasilkan
air dan 3 molekul ATP untuk setiap pasang elektron dari NADH. Jumlah energi yang
diperoleh dari permentasi dan resfirasi dari satu molekul glokosa adalah sebagai
berikut :
Glikolisis Anaerob / Fosforilasi sub srat 2 ATP
Metabolisme Aerob / Fosforilasi oksidatif :
Dari glikosis 6 ATP
Metabolisma asrtil COA (2NADH) 6 ATP
TCA cycle;
Metabolisma suksinil COA 2 ATP
Oksidasi 6 NADH 18 ATP
Oksidasi 2 FADH 4 ATP
Total Energi 38 ATP
Reaksi Anaplerotik
Senyawa intermediate dalam TCA digunakan juga untuk Bio Cintesis Asam
Amino, asam nukleat dan komponen penting lainnnya dalam sel. Pengambilan
senyawa intermedier tersebut dari dalam siklus untuk tujuan biosintesis
menyebabkan ketidak seimbangan senyawa 4 karbon yang digunakan untuk
kelangsungan siklus. Jadi harus ada mekanisma yang dapat menyediakan kembali
senyawa yang dipakai tersebut. Mekanisma yang demikian disebut dengan
anaplerotik. Contoh : banyak bakteri yang menggunakan enzim PEP carbocsilase
untuk membnetuk senyawa 4 C oksaloasetat dari priosa pospat dalam jalur Rmbden
/Meyerhoff. Tanpa adanya mekanisma yang demikian, sel yang hanya menggunakan
gula sebagai sumber karbon tidak mungkin dapat tumbuh.
Siklus Glioksilat
Rangkaian rekasi anaplerotik lainnya terutama penting bagi sel yang
menggunakan asam asetat atau asma lemak sebagai sumber karbon adalah siklus
gleoksilat. Siklus ini terdiri dari dua reaksi yaitu :
1. pemecahan gleoksilat dari asam isositrat
2. penambahan senyawa 2 karbon asam gleoksilat pada asetil COA membentuk
asam malat (senyawa empat karbon)
Dengan demikian siklus gleoksilat meniadakan dua tahapan dekarboksilasi
sseperti halnya pada SAS. Reaksi ini tidak dilakukan untuk menghasilakn energi
melainkan dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan SAS pada senyawa intermedier
empat karbon yaitu Oksalo asetat diambil dari siklus untuk keperluan biosinetsis.
Resfirasi Anaerob
Disamping metabolisma aerob, dan permentasi terdapat metabolisma lain
yang pada umumnya bersifat anarob. Akan tetapi mikro organisma tersebut tidak
melakukan permentasi. Bakteri tersebut menggunakan senyawa anorganik sebagai
aseptor elektron terakhirnya. Organisma tersebut dapat dibagai dalam 3 kelompok
yaitu : reduser sulfat, reduser nitrat dan bakteri metan. Yang perlu diingat bahwa,
meskipun tipr metabolismenya adalah anaerob, elektron yang dibebaskan melalui
reaksi oksidasi ditrasnsfer melalui serangkaian ternasfer elektron dan energi
dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif. Letak perbedaan antara resfirasi aerob dan
anerob adalah bahwa pada respiriasi anaerob yang berperan sebagai aseptor
elektron terkahir adalah senyawa anorganik, bukan oksigen.
Sulfat Reducer
Kelompok bakteri yang mereduksi sulfat adalah desulfofibrio dan desulfhoto
maculum yang merupakan bakteri pembentiuk spora. Kedua bakteri tersebut
merupakan organisma anaeorob obligat diamana yang berperan sebagai aseptor
elektron terkahir adalah sulfat yang mereduksi menjadi sulfit. Reaksnya adalah :
SO 4 2- + 8 e- + 8 H+ …………….S2- + H2 O
Organisma ini membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon. Oleh
karena itu disebut dengan organisma heterotrob.
Nitrat Reduser
Kebanyakan mikroorganisma yang dapat menggunakan nitrat sebagai aseptor
elektron terakhir adapat dikatakan sebagai fakultatif. Jadi dalam keadan anaerob
dapat menggunakan nitrat jika tersedia. Jika tidak, mikroorganisma akan
melakukan metabolisma aerob ataupun permetasi. Kelompok bakteri ini antara lain;
Escherichia, Enterobakter, Bacillus, Pseudomonas, Mikrocoocus dan Rhizobium..
mikroorganisam tersebut nmereduksi nikrat menjadi nitrogen bebas.
2NO3
- + 12 e- + 12 H + …………..N2 + 6 H2 0
Proses in disebut dengan Denitrifkasi yang merupakan masalah serius bagi pertanian
karena menyebabkan hilangnya nitrat dari tanah. Akan tetapi proses tersebut
sanyat bermanfaat untuk mengambil nitrogen dari lembah tinja atau lembah yang
lain.
Bakteri Metan
Kelompok bakteri ini dapat menggunakan CO2 sebagai aseptor elektron dan
mereduksinya manjadi metan.
CO2 + 8 e- + 8 H + …………..CH4
+ 2 H4O
Organisma ini terdapat dalam usus binatang ruminamsia. Bakteri ini dapat
mengahasilakn gas metan sebanyak 60 L setiap hari.

7 Maret 2010

Pengantar Parasitologi

ParasitoLogi

CHAPTER I: INTRODUCTION

Parasit (berdasarkan arti katanya, bhs Yunani) merupakan semua organism yang hidup menumpang pada organism lain (host/inang) untuk mendapat tempat hidup dan memenuhi kebutuhan nutriennya dengan mengambil nutrient inang.
Dengan definisi tersebut, yang dimaksud parasit (secara luas) mencakup semua agen infeksius meliputi: virus, bakteri, jamur, protozoa, dan helminthes (cacing).
Namun, praktisnya, saat ini bidang yang menelaah agen-agen infeksius terbagi atas mikrobiologi (bakteri, virus, jamur) dan parasitologi (protozoa, helminthes)

1.2 HETEROGENITAS AGEN-AGEN INFEKSIUS
Namun, agen-agen infeksius tersebut terbagi menjadi 2 subdivisi:
1. Mikroparasit
- Ukuran kecil (mikroskopik)
- Kecepatan reproduksi tinggi
- Bertendensi untuk menginduksi imunitas host untuk merespon adanya reinfeksi  cenderung transien
- Durasi infeksi pendek dibanding angka harapan hidup host
2. Makroparasit
- Ukuran macros
- Kecepatan reproduksi rendah
pada Helminthes, reproduksi langsung pada tubuh host sejati tidak berlangsung
- Cenderung persisten

Sesuai dengan perbedaan karakteristik itu, terjadi keberagaman (heterogenitas) sifat agen-agen infeksius sehubungan dengan hal-hal berikut:
1. Siklus/ sistem transmisi masing-masing parasit
yang setidaknya terduru atas 9 komponen yang melibatkan antara lain:
a. Vektor
b. Host intermediate
c. Host reservoir
d. Tahap-tahap di luar tubuh vector/ host (lingkungan luar)
2. Lokalisasi dan migrasi parasit dalam tubuh manusia
Agen-agen infeksius tersebut dapat berpindah-pindah dalam tubuh manusia (migrasi) dan menetap (terlokalisasi) pada:
a. Kulit
b. Traktus respiratorius
c. GI tract
d. Darah , dll
3. Infeksi dan disease pada manusia
Agen-agen infeksius masuk ke dalam tubuh manusia melalui bergam cara, kemudian menimbulkan penyakit dan manifestasi klinis yang beragam pula. Dalam hal ini,infeksi didefinisikan sebagai masuk dan hidupnya agen infeksius dalam tubuh inang. Sedangkan disease dikatakan muncul dengan adanya manifestasi klinis berupa tanda dan gejala akibat infeksi tersebut.
Heterogenitas pemunculan infeksi dan disease oleh masing-masing agen infeksius dipengaruhi oleh:
a. Dari segi agen infeksius/ parasit  virulensi parasit
b. Dari segi host  resistensi host

CHAPTER 2 : HUBUNGAN PARASITOLOGI DENGAN ILMU LAIN

Dalam perkembanganya, parasitologi tentunya tidak lepas dari ilmu-ilmu yang lain, terkait pada hal-hal berikut:
1. Taksonomi
Sebelum merambah ke disiplin ilmu yang lain, tentunya diperlukan adanya pengetahuan mengenai subyek parasitologi itu sendiri. Yakni dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasi organisme parasit yang dipelajari dalam parasitologi menurut klasifikasi yang diterapkan pada taksonomi.
2. Disiplin Ilmu social  epidemiologi
Untuk memahami epidemiologi parasit, diperlukan pengetahuan menganai:
- Faktor social
- Iklim
- Budaya setempat
- Ekonomi global
3. Ekologi dan embriologi parasit
Dalam mengatasi masalah yang muncul oleh infeksi parasit ini, manusia berusaha untuk menyembuhkan penderita (yang terinfeksi) dan mengeliminasi agen infeksius.
Untuk dapat melaksanakan usaha tersebut diperlukan pemahaman mengenai:
1. Ekological event  pengetahuan tentang siklus hidup parasit yakni transmisi dari satu host ke host lain beserta tahapan eksternalnya
2. Embriological event  pengetahuan tentang reproduksi parasit (inget, blok nya dr kadek: Occupational Health Care Service bab kedokteran agroindustri, membasmi tahapan embrional parasit jauh lebih efektif daripada membasmi stadium dewasanya)
4. Dasar-dasar biologi kehidupan  biologi molekuler
Dasar biologi sel antara parasit dengan organisme bebas tidak berbeda, sehingga parasit dapat digunakan untuk mempelajari genetika molekuler dan ekspresi gen, serta meneliti metode diagnose penyakit infeksi dan pembasmian parasit.
Contoh: Trypanosoma, salah satu protozoa, digunakan untuk meriset genetika molekuler dan ekspresi gen
5. Ilmu lain yang menelaah agen infeksius
Disiplin ilmu lain, bukan cabang ilmu dari parasitologi
- Virology
- Bakteriologi
- Mikologi
- Nematologi tumbuhan

CHAPTER 3: PARASITOLOGI DAN KEHIDUPAN MANUSIA

Penyakit infeksi masih menjadi ‘primary killers’ atau pembunuh utama manusia. Berbagai macam isu dan permasalahan seputar infeksi parasit pada manusia yang tak kunjung usai hingga saat ini dan masih menjadi perhatian utama dunia:
1. Mayoritas infeksi serius (dpt berujung pd kematian) umumnya terjadi di negara tropis yang biasanya merupakan negara kurang maju atau negara berkembang
2. Ironisnya, perusahaan-perusahaan farmasi tidak bersedia membiayai penyediaan obat untuk ‘orang-orang yang tidak mampu membayar’ termasuk negara terbelakang dan berkembang yang biasanya mengalami problem financial
3. Negara-maju, terutama US, menganggap sebelah mata masalah penyakit infeksi ini karena memiliki nosi bahwa ‘Amerika bebas cacing gitu lohhh..’ (hehe) dalam artian, penyakit infeksius tidak lagi menjadi ‘burden disease’ (lagi-lagi inget, bok dr Kadek ttg triple burden disease). Mereka menganggap penyakit infeksius bukan masalah mereka, tapi masalah negara terbelakang-berkembang. Meski mayoritas penyakit infeksius terjadi di negara berkembang-terbelakang, namun bukan berarti negara maju bebas total dari penyakit infeksi. cacing kremi contohnya, menyerang semua kalangan sosioekonomi (orang amrik juga bisa kremien tauk! :p)
4. Kurangnya pengetahuan mengenai parasit dan penyakit infeksius menimbulkan kurangnya kesadaran akan bahaya parasit
5. Timbulnya ‘penyakit baru’ yang sebenarnya adalah ‘drug resistance’ atau kekebalan terhadap obat tertentu, umumnya antibiotika dan obat yang digunakan pada pathogen yang sudah lama dikenal.
6. Meningkatnya migrasi warga antar negara meningkatkan pula migrasi parasit (parasit dibawa oleh manusia dan menular)
7. Munculnyan disease akibat infeksi tergantung pada kondisi tubuh host (lihat lagi chapter 2) sehingga malnutrisi dapat memperparah infeksi. Malnutrisi diakserbasi oleh:
a. Kerusakan lingkungan  penurunan produksi pangan
b. Masalah financial  ga duwe duit go tuku sego, cah!
8. Terbuangnya kalori yang dihasilkan intake makanan akibat demam yang terjadi pada penyakit infeksius
9. Upaya peningkatan derajat hidup dan pembangunan negara dapat pula menimbulkan masalah. Contoh kasus:
a. Pembangunan bendungan aswan menyebarkan penyakit-penyakit infeksi melalui aliran airnya yang merata ke daerah-daerah
b. Peminjaman dana oleh bank dunia kpd brazil untuk membiayai penduduk kota yang miskin supaya bertani di pedalaman tanpa panduan dari pihak agrikultur menimbulkan masalah berupa penyebaran malaria ke dalam kota akibat terbawa oleh para petani tersebut dari pedalaman kembali ke kota karena gagal bertani.
Hal-hal tersebut merupakan dilemma yang harus dipertimbangkan dalam mengatasi masalah yang ditimbulkan parasit

CHAPTER 4: PARASiT PADA HEWAN LIAR DAN JINAK

1. Hewan liar lebih tahan terhadap infeksi parasit (infeksi tapi ga mudah disease) sehingga disebut- epizootic
2. Parasit pada hewan liar dan jinak dapat menginfeksi manusia menimbulkan penyakit
Penyakit yang muncul disebut: zoonosis
3. Contoh:
Trichinella sp hidup pada siklus sylvatic yang terdiri atas hewan liar, jinak, dan manusia
Di samping sisi merugikan, parasit pada hewan juga dapat dimanfaatkan /mendatangkan keuntungan, yakni sebagai pengendali populasi spesies tertentu. Parasit, sebagaimana predator dan kompetisi antar spesies, memegang peranan dalam membatasi jumlah individu dalam populasi spesies tertentu.

CHAPTER 5: APA ITU HEWAN PARASIT?
Parasitologi yang dipelajari kali ini membahas tentang: hewan yang bersifat parasit.
Secara awam, hewan parasit identik dengan hewan pembawa penyakit yang menjijikkan seperti lalat, dsb. Sedangkan secara biologi, definisi parasit yang dapat bukan berdasarkan bahaya yang ditimbulkan bagi host, namun lebih kepada hal yang lebih mendasar yaitu: cara hidup untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan. Cara hidup organism parasit ini disebut parasitisme. Berdasarkan cara hidup tersebut, parasitisme harus dibedakan dengan yang lain:
1. Parasitisme vs Komensalisme
a. Parasitisme
i. Hewan parasit memenuhi kebutuhan nutriennya dengan cara mengambil dari host
ii. Terjadi hubungan organic antara jaringan hewan parasit dengan host (untuk transport makanan)
iii. Prinsip hubungan:
1. Infeksi hewan parasit membahayakan host dengan menimbulkan kerusakan jaringan
2. Host melawan hewan parasit dengan membangun resistensi
Besarnya kedua aspek tersebut menentukan tingkat toleransi antara hewan parasit dengan inang, dengan arti:
• Infeksi > resistensi, host kalah
• Infeksi < resistensi, hewan parasit kalah
b. Komensalisme
i. Hewan komensal dapat memenuhi kebutuhan nutrient tanpa mengambil dari host
ii. Tidak ada hubungan organic antara jaringan hewan parasit dengan host (untuk transport makanan)
iii. Prinsip hubungan
1. Hewan komensal tidak menimbukan kerusakan jaringan dan tidak mengambil nutrient host
2. Tidak ada bahaya pada host
Baik pada parasitisme dan komensalisme, yang sama antara hewan parasit dan hewan komensal adalah : “keduanya tidak dapat hidup tanpa host.”
2. Parasitisme vs Predator
a. Parasitisme : kebalikannya
b. Predator
i. Merusak tubuh mangsa & memakan jaringan tubuh mangsa
ii. Ukuran tubuh lebih besar dan lebih kuat dari mangsa
iii. Tidak menggunakan mangsa sebagai tempat hidup
Penggolongan parasit:
1. Berdasar letak
a. Endoparasit (internal parasite)
Hidup di permukaan tubuh host
b. Eksoparasit
Hidup di dalam tubuh (saluran maupun organ) host
2. Berdasar rentang waktu infeksi
a. Temporary parasite
Parasit yang tinggal pada tubuh host hanya pada saat butuh mengambil nutrient.
Sebenarnya non-parasit, tapi karena memiliki ketergantungan mutlak pada host untuk memenuhi makanan, maka digolongkan parasit. Contoh: nyamuk
b. Permanent parasite
Menghabiskan hampir seluruh waktu hidup di dalam tubuh host
3. Berdasar cara hidup
a. Facultative
Dapat hidup baik secara parasit maupun non parasit
b. Obligatory
Mutlak parasit
4. Jenis parasit lain
a. Hiperparasit
Parasit pada parasit lain
b. Wandering / aberrant parasite
Parasit yang berkelana (‘wandering’) ke jaringan lain yang tidak sesuai. Parasit masuk ke tubuh host yang sesuai namun ‘nyasar’ ke jaringan lain dan mati karena jaringannya tidak sesuai.
c. Occasional / accidental parasite
Parasit yang dapat menyerang organism yang tidak biasa digunakan sebagai host nya (‘unusual host’). Contoh: fasciola hepatica yang biasa parasit pada domba dapat menginfeksi dan bersifat parasit pada manusia.
d. Pseudoparasite
Parasit yang menginfeksi host melalui stadium yang sebenarnya tidak berbahaya.
Dari perbandingan-perbandingan itu, jelas bahwa:
‘parasit adalah makhluk hidup yang membangun hubungan fisiologik antar jaringan di permukaan maupun di dalam tubuh individu spesies lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrient parasit.’

JENIS-JENIS HEWAN PARASIT

Phylum hewan parasit:
1. Protozoa  uniselular
2. Annelida  cacing gelang
3. Nemathelminthes
4. Platyhelmynthes
5. Arthropoda

CHAPTER 7 DAUR HIDUP
1. Direct Life History
1 daur hidup  1 host, transmisi berlangsung dari 1 individu host ke individu lain
2. Indirect Life History
1 daur hidup  2 atau lebih host, dengan klasifikasi:
a. Intermediate host (larval host)
i. Host dimana larva tumbuh
b. Definitive host (final host)
i. Host dimana telur diproduksi oleh hewan dewasa
Selain itu, terdapat pula:
a. Transport host
Host yang hanya digunakan sebagai pembawa atau ‘kendaraan’ menuju host yang lain. Yang perlu ditekankan: larva berada dalam tubuh transport host dalam keadaan tidak mengalami pertumbuhan atau perkembangan
b. Alternative host
Satu jenis hewan parasit dapat hidup dan berkembang biak pada beberapa spesies (memiliki beberapa spesies host final)
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, suatu jenis parasit dapat hidup pada:
1. Normal, usual, or principal host
Host yang biasa (normal) dipakai sbg tempat hidup, dan hewan parasit mampu mengambil nutrient secara efektif
2. Abnormal, unusual, or occasional host
Host yang tidak biasa dipakai sbg tempat hidup, dan hewan parasit mengambil nutrient tidak seefektif pd host normal
Untuk dapat mengurangi transmisi parasit, perlu diketahui spesifitas tiap-tiap jenis parasit (hewan a spesifik pada host b, dll) dan juga host reservoir nya (host yang hanya digunakan sebagai reservoir infeksi).

Mikrobiologi

Sesuai namanya, bidang ilmu mikrobiologi (mikros = kecil/ sangat kecil; bios = hidup/kehidupan) mempelajari tentang bentuk, kehidupan, sifat, dan penyebaran organisma yang termasuk golongan mikroba (jasad renik). Dunia mikroba adalah dunia organisma yang sangat kecil, sehingga tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang.
Walupun sudah agak lama dikenal, namun dunia mikroba baru mulai terbuka secara luas sejak manusia menemukan sebuah alat yang disebut mikroskop, hasil temuan Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723). Mikroskop tersebut sangat sederhana, hanya memiliki satu lensa, dan mencapai pembesaran kurang dari 200 kali. Tetapi dengan mikroskop sederhana tersebut misteri tentang bentuk mikroba yang sebelumnya masih merupakan rahasia besar mulai terungkap.
Ketika Louis Pasteur (1822-1895) menemukan prinsip-prinsip fermentasi, yaitu satu di antara temuan-temuan dasar mengenai mikroba, rahasia seputar mikroba pun menjadi lebih jelas, dan keilmuan mikrobiologi mulai menemukan titik terang perkembangannya.
Seorang dokter dari Jerman yang bernama Robert Koch (1843-1910) memperluas lagi perkembangan tersebut dengan menemukan kaitan mikroorganisma-mikroorganisma tertentu dengan penyakit. Postulat (batasan) yang disusunnya pada saat itu masih tetap berlaku sampai saat ini, dan dikenal dengan nama Postulat Koch.
Pada zaman modern, bidang mikrobiologi telah berkembang secara sangat luas, sehingga menyentuh bidang-bidang pengetahuan lain yang sejalan, di antaranya adalah:
- Bidang kesehatan, termasuk di dalamnya kebersihan, sanitasi, dan pengolahan limbah.
- Bidang pertanian, termasuk di dalamnya peternakan, perikanan, kehutanan, dan pasca-panen.
- Bidang industri, termasuk di dalamnya industri kimia, industri obat-obatan, industri kertas, industri tekstil, dsb.
- Bidang makanan, termasuk di dalamnya yang berhubungan dengan pengolahan/pembuatan, quality control, serta pengawetan.
- Bidang pelestarian dan pengolahan lingkungan hidup.
Seiring dengan meluasnya penyebaran mikrobiologi di bidang-bidang yang bersentuhan langsung dengan kehidupan manusia sehari-hari, maka kebutuhan akan buku-buku yang membahas dasar-dasar mikrobiologi pun semakin meningkat.
Buku pengantar Mikrobiologi Umum yang disusun oleh Drs. Unus Suriawiria ini adalah salah satu jawaban yang bisa dijadikan pegangan bagi masyarakat sebagai bahan bacaan yang bermutu mengenai mikrobiologi.
Penerbit: ANGKASA Bandung.