Selamat Datang di Blog Analis Kesehatan Pontianak, Semoga Blog kami bermanfaat bagi Anda. Jangan Lupa untuk meninggalkan komentar untuk kemajuan blog kami, terima kasih!

24 Februari 2011

Penyakit Liver

Penyakit liver adalah penyakit yang mengenai organ hati. Hati dapat mengalami peradangan atau dinamakan hepatitis. Penyebabnya bermacam-macam, yaitu infeksi (paling sering), obat-obatan, minum alkohol, tercemar bahan kimia, racun aflatoxin dari kacang busuk atau bahan jamu yang sudah berjamur, sumbatan kandung empedu atau salurannya, kanker, perlemakan hati (fatty liver), atau karena komplikasi penyakit lain.

Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh dapat menyebabkan komplikasi pada hati, di antaranya adalah diabetes mellitus, hiperlipidemia (kadar lemak dalam darah tinggi) dan obesitas (kegemukan). Kelainan tersebut menyebabkan gangguan dalam metabolisme lemak sehingga membebani kerja hati. Akibatnya terjadi peradangan dan kerusakan sel-sel hati (hepatosit) yang biasa disebut steatosis.

Penyebab kerusakan sel-sel hati adalah konsumsi alkohol, pengaruh obat-obatan tertentu, dan polutan (alfatoksin, arsen, karbon tetraklorida, tembaga dan vinil klorida).Infeksi liver banyak disebabkan oleh virus (paling sering), amuba, malaria, cacing dan toksoplasma. Virus penyebab infeksi dikenal dengan virus hepatitis; ada 7 macam, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G, ditambah satu jenis lagi yaitu Transfussion Transmitted Virus (TTV). Di antara virus-virus tersebut yang tersering menginfeksi adalah virus hepatitis A, B dan C. Virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV) adalah yang paling ganas. Keganasan HBV dan HCV bisa berujung kepada sirosis (cirrhosis) hati atau kanker hati.

Hati yang mengalami sirosis sel-selnya berubah menjadi jaringan ikat yang tidak bisa pulih normal kembali, sehingga menurun fungsinya. Jika sirosis terjadi pada sluruh organ hati, fungsi hati bisa menjadi lumpuh dan akhirnya gagal hati.

Perkembangan penyakit hepatitis bisa berlainan pada setiap orang tergantung dari tingkat daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh baik, maka hepatitis tidak berkembang memburuk. Sebaliknya, jika daya tahan tubuh lemah, hepatitis cenderung memburuk, bahkan bisa sangat ganas (hepatitis fulminant), dan umumnya berakibat kematian.

Kesembuhan penyakit hepatitis ditentukan oleh seberapa ganas virusnya, dan seberapa luas kerusakan hatinya. Sembuh berarti penyakitnya tidak berkembang ke arah yang memburuk. Persoalannya, mungkin penyakit tidak memburuk, namun sudah menyisakan kerusakan hati yang luas, sehingga fungsi hati sangat menurun. Fungsi hati yang sudah sangat menurun menimbulkan komplikasi yang serius. Kasus sirosis hati tak dapat disembuhkan. Kematian terjadi akibat komplikasi sirosisnya.


Gejala Penyakit Hepatitis

Selain fungsi hati menurun, hamper semua peradangan hati dapat menimbulkan gejala kuning, itu sebabnya banyak orang mengatakan penyakit ini adalah penyakit kuning. Tergantung penyebabnya, gejala dan tanda penyertanya tidak sama.

Jika sebab infeksi, tentu disertai demam, nyeri kepala, lesu dan lemah. Hampir selalu ada keluhan mual dan ingin muntah. Kemudian kulit dan bagian putih mata tampak kuning dan kencing (urin) berwarna teh. Biasanya ada rasa tak enak di perut kanan atas dan nyeri kalau tertekan. Infeksi hati bisa juga tanpa gejala kuning.


Diagnosis Laboratorium untuk Hepatitis

Untuk memastikan apakah seseorang terkena penyakit hepatitis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui fungsi hati. Parameter yang diperiksa adalah : kadar bilirubin, SGPT/ALT, SGOT/AST, fosfatase alkali (ALP), gamma-GT, alpha-feto protein (AFP) jika ada kecurigaan kanker hati.

Lalu, bagaimana untuk mengetahui hepatitis itu disebabkan oleh virus? Hepatitis virus diketahui dengan pemeriksaan khusus terhadap jenis virus atau antibodinya. Setiap jenis hepatitis virus member gambaran laboratorium yang spesifik, selain kecenderungan penyakit apakah akan menyembuh, menahun, memburuk, atau menjadi sirosis atau kanker.

Digabung dengan hasil pemeriksaan fungsi hati, dari serangkaian pemeriksaan darah berulang setiap 6 bulan, dokter dapat menganalisa jenis dan perkembangan penyakit hepatitis virusnya.


Hepatitis A

Penyakit ini dulu dinamakan Hepatitis Infeksiosa atau hepatitis berinkubasi pendek dan hampir selalu akibat penularan jalur oral oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A tergolong jenis hepatitis virus yang paling ringan. Penularannya melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja penderita penderita hepatitis A. Kebiasaan jajan berisiko terhadap penularan hepatitis A.

Diagnosis hepatitis A dibuat atas pengamatan klinis dan laboratorium. Penderita mengalami lesu, anoreksia, demam, dan mual. Virus sudah ada dalam tinja sebelum gejala muncul. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan adanya immunoglobulin (antibodi) terhadap virus hepatitis A (HAV). Immunoglobulin M anti-HAV (IgM anti-HAV) positif pada awal gejala dan hilang setelah 3 bulan. IgG anti-HAV muncul pada pada masa penyembuhan. Adanya antibodi IgG menunjukan bahwa penderita pernah terkena hepatitis A. IgG anti-HAV meningkat terus dan umumnya bertahan.

Hepatitis A tidak berkembang menahun seperti hepatitis virus lainnya. Nilai SGOT dan SGPT masih di atas normal sampai 2 bulan sejak sakit. Hepatitis A dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus, kecuali hanya dengan tambahan vitamin untuk membantu pemulihan sel hati.

Penderita Hepatitis A tidak boleh menyajikan makanan untuk orang lain, menyuapi makanan, untuk menghindari penularan. Kebersihan pribadi dan lingkungan harus selalu dijaga. Setelah buang air, tangan harus dicuci bersih menggunakan sabun.

Hepatitis B

Penyakit ini dulu bernama hepatitis serum atau hepatitis berinkubasi panjang. Hepatitis B paling berat. Virion HBV yang infeksius beredar dalam darah dalam jangka waktu yang lama, sedangkan ia secara berkala dapat ditemukan dalam tinja, urin, mani, ludah, dan hampir dalam cairan tubuh apa juga. Penularan umumnya melalui darah, liur dan hubungan seksual. Pisau cukur, jarum suntik, peralatan dokter gigi, peralatan bedah, jarum tatto, jarum tindik, jarum akupunktur bisa menjadi penularan virus, selain lewat prostitusi dan seks bebas. Transmisi vertikal dari ibu ke bayi sering terjadi dan dalam darah anak itu timbul keadan viremia yang tetap.

Carrier hepatitis adalah orang yang dalam tubuhnya membawa virus hepatitis, tetapi ia sendiri tidak mengalami sakit. Pemeriksaan darahnya juga normal. Carrier hepatitis sering pada Hepatitis B. Sekitar 5% kasus Hepatitis B tergolong carrier hepatitis. Frekuensi tinggi carrier terutama didapat pada golongan masyarakat yang kurang memperhatikan sanitasi. Juga pada kasus-kasus dengan gangguan imunitas, seperti lepra, sindrom Down, leukemia, neoplasma, dan setelah pemberian obat imunosupresi. Carrier hepatitis harus diwaspadai sebab merupakan sumber penularan yang potensial

Dari pemeriksaan darah dapat diketahui jenis penyakit ini. Pada awalnya, selain fungsi hati menurun, dalam darah juga ditemukan HbsAg, HbeAg, HbcAg, HBV-DNA dan mungkin HbxAg. Mungkin juga sudah muncul antibodinya (IgM anti HBc, Anti HBs, Anti HBc). Hanya IgG yang menetap dalam darah, sedangkan yang lain menghilang setelah 3 bulan, 5 bulan, 6 bulan, dan setahun. Fungsi hati sendiri masih belum pulih, mungkin sampai 2-4 bulan.

Hepatitis B kebanyakan dapat sembuh sendiri, hanya sebagian kecil yang langsung meninggal. Sepertiga kasus berkembang menahun. Yang menahun ada yang ganas (chronic active) dan ada yang jinak (chronic persistent). Dari yang menahun, sebagian bisa berkembang menjadi sirosis, dan sebagian lagi bisa menjadi kanker hati (hepatocellular carcinoma). Sebanyak 10-15% kasus Hepatitis B menjadi kronis.

Hepatitis yang menahun dapat diketahui dari hasil pemeriksaan darah. HBV-DNA, HbsAg dan HbeAg yang masih positif selama lebih dari 6 bulan, kemungkinan peyakit berkembang menahun. Adanya HbeAg yang menetap menunjukkan pasien infeksius sebagai sumber penularan. Penyakitnya sendiri hilang kambuh dalam hitungan tahun.

Hepatitis C

Dahulu dinamakan Hepatitis non-A non B. Hepatitis C sama ganasnya dengan Hepatitis B. Diagnosis laboratorium untuk hepatitis C adalah antibodi terhadap hepatitis C virus (anti HCV). Pemeriksaan lain adalah HCV-RNA, sebuah diagnosis molekuler untuk melihat partikel virus. HCV-RNA ditemukan dalam darah 1-2 minggu setelah terinfeksi virus hepatitis C.

Hadirnya unsur tersebut terus menetap dalam darah. Zat antinya meninggi pada bulan ke-4, mencapai puncaknya pada bulan ke-11 dan mulai turun setelah satu tahun. Nilai tes fungsi hati fluktuatif dan umumnya terus menetap di atas kisaran normal.

Hepatitis C terutama disebarkan melalui transfusi, transplantasi, dialisis ginjal, plasmaferesis, dan penyalahgunaan obat intravena. Sekitar 40% dari kasus Hepatitis C menjadi kronis.

Steatosis

Steatosis adalah perlemakan hati (fatty liver) yang mengalami peradangan. Seharusnya sel-sel hati tidak mengandung lemak trigliserid dalam jumlah berlebihan. Namun jika terjadi ketidakseimbangan dalam metabolisme lemak dan karbohidrat maka lemak bisa tertimbun di dalam sel hati. Diabetes Mellitus yang resisten terhadap insulin, hipertrigliseridemia, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, keracunan fosfor kuning (yellow phosphorus), terpapar carbon tetrachloride, sering minum obat golongan corticosteroid atau tetrasiklin, dan pada kehamilan (ringan) dapat menyebabkan perlemakan hati. Timbunan lemak dalam sel hati akan memperberat beban kerja sel-sel hati sehingga sel-sel tersebut mudah mengalami kerusakan.

Penderita dengan perlemakan hati biasanya tanpa keluhan dan gejala. Tidak juga ditemukan dengan pemeriksaan fungsi hati. Mungki hanya dengan pemeriksaan BSP (Bromsulphtalein) darah saja yang menunjukkan nilai abnormal. Perlemakan hati bisa pulih sendiri dan tidak berbahaya. Namun, faktor-faktor penyebabnya perlu diperhatikan agar perlemakan hati tidak bertambah buruk.


Pencegahan Hepatitis

Penyakit hepatitis sebenarnya dapat dicegah. Dengan mengetahui penyebab hepatitis dan cara penularannya kita dapat mencegah penyebaran penyakit ini.

  1. Kalau terkena disentri amoeba, pasien harus disembuhkan tuntas. Kalau sampai komplikasi ke hati bisa menyebabkan abses hati. Begitu juga jika terkena malaria, cacingan, TBC dan toksoplasmosis.
  2. Jaga agar daya tahan tubuh selalu bagus dengan makan makanan bergizi, cukup istirahat, dan rajin olah raga.
  3. Menjaga kebersihan. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun setiap kali selesai buang air besar dan kecil sangat dianjurkan untuk menghambat penularan HAV. Hal yang sama perlu dilakukan pula pada saat sebelum makan, mengolah dan menyiapkan makanan. Awasi dan berikan pengertian pada anak-anak agar tidak memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya.
  4. Untuk mencegah Hepatitis B dan C :
    • Imunisasi terutama untuk Hepatitis B (belum ada vaksin untuk Hepatitis C). Imunisasi lengkap hepatitis B dapat mencegah infeksi VHB selama 15 tahun. Imunisasai hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi pertama dan kedua diberikan dalam jarak 1 bulan. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan 5 bulan setelah imunisasi kedua. Pemberian imunisasi hepatitis B sebaiknya sedini mungkin yaitu saat bayi hendak pulang dari rumah bersalin.Bagi orang dewasa sebelum diimunisasi, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan untuk melihat kadar anti HBs. Jika tubuh telah memiliki cukup kekebalan terhadap hepatitis B maka imunisasi hepatitis B tidak diperliukan lagi.
    • Tidak menggunakan barang orang lain. Barang-barang yang dapat menyebabkan luka dapat menjadi media penularan virus hepatitis B dan C. Barang-barang tersebuat antara lain pisau cukur, gunting kuku, sikat gigi, dan lain-lain.
    • Melakukan hubungan seks sehat dan aman.Jika terinfeksi hepatitis B atau C jangan mendonorkan darah.
    • Bersihkan ceceran darah
  5. Pemakaian obat dalam waktu lama harus dipertimbangkan, khususnya obat yang dapat merusak hati, misalnya parasetamol, tetrasiklin, antikanker methotrexate, azathioprine, cinchophen, termasuk pemakaian pembiusan chloroform dan halothane.
  6. Infeksi kandung empedu atau batu empedu harus disembuhkan agar tidak terjadi sumbatan atau penjalaran infeksi sampai ke hati.
  7. Jauhkan konsumsi alkohol, waspada konsumsi oncom dan kacang-kacangan yang sudah busuk. Kecambah, umbi, kacang-kacangan, padi-padian, dan bahan pembuat jamu, jika tercemat jamur tertentu akan mengeluarkan racun aflatoxin. Racun ini berpotensi merusak hati.
Cara mencegah perlemakan hati antar lain:
  1. Jaga pola makan seimbang, hindari diet tinggi lemak.
  2. Hindari kebiasaan mengkonsumsi alkohol
  3. Rajin olah raga.
  4. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung antioksidan, vitamin C, E dan betakaroten seperti apel, jeruk, wortel, tomat, bayam, dan mangga. Tambahan multivitamin, khususnya ekstra vitamin asam folat dapat membantu.

Bahan Bacaan :

  1. E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Edisi 2, Karisma, Tangerang, 2008.
  2. Frances K. Widmann, alih bahasa : S. Boedina Kresno, R. Gandasoebrata, J. Latu, Tinjauan Klinis Atas Hasil Laboratorium, Edisi 9, EGC, Jakarta, 1990.
  3. Handrawan Nadesul, Resep Mudah Tetap Sehat : Cerdas Menaklukkan Penyakit Orang Sekarang, Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2009.
  4. http://www.penyakithepatitis.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda sangat berpengaruh dalam kemajuan blog ini..
jadi mohon komentarnya, no spam, no porn..
silahkan untuk menampilkan nama sebelum komentar..