Penyakit tifus atau demam tifoid
masih menjadi masalah kesehatan di negara-negara berkembang, umumnya di daerah
tropis dan khususnya di Indonesia, di mana angka kejadiannya meningkat pada
musim kemarau panjang dan di awal musim hujan.
Selain memerlukan perawatan dan masa pemulihan yang cukup lama, tidak jarang penyakit tersebut disertai dengan komplikasi dan berakhir dengan kematian.
Angka kejadian penyakit tifus di Indonesia rata-rata 900.000 kasus/tahun dengan angka kematian lebih dari 20.000 di mana 91% kasus terjadi pada usia 3-19 tahun.
Selain memerlukan perawatan dan masa pemulihan yang cukup lama, tidak jarang penyakit tersebut disertai dengan komplikasi dan berakhir dengan kematian.
Angka kejadian penyakit tifus di Indonesia rata-rata 900.000 kasus/tahun dengan angka kematian lebih dari 20.000 di mana 91% kasus terjadi pada usia 3-19 tahun.
A.Pengertian Tifus/demam tifoid
Penyakit tifus atau demam tifoid merupakan infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Penularannya dapat terjadi melalui kontak antar manusia atau jika makanan dan minuman yang dikonsumsi terkontaminasi dikarenakan penanganannya yang tidak bersih.
Penyakit tifus atau demam tifoid merupakan infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Penularannya dapat terjadi melalui kontak antar manusia atau jika makanan dan minuman yang dikonsumsi terkontaminasi dikarenakan penanganannya yang tidak bersih.
B.Etiologi
Salmonella typhi, basil gram negative, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora.
Mempuyai sekurangnya 4 macam antigen, yaitu antigen O (somatic), H (flagella),
Vi, dan protein membrane hialin.
C.Patogenesis
(jalan masuknya bakteri ke tubuh)
Bakteri masuk
melalui saluran cerna, dibutuhkan jumlah bakteri 105-109
untuk dapat menimbulkan infeksi. Sebagian besar bakteri mati oleh asam lambung.
Bakteri yang tetap hidup akan masuk kedalam ileum melalui mikrovili dan
mencapai plak payeri, selanjutnya masuk kedalam pembuluh darah (disebut
bakterimia primer). Pada tahap berikutnya, s.
thypii menuju keorgan system retikuloendotelial yaitu hati, limpa, sumsum
tulang, dan organ lain (disebut bateremia sekunder). Kandung empedu merupakan
organ yang sensitive terhadap infeksi s.thypii.
D.Manifestasi Klinis (tanda
dan gejala)
Selang waktu antara infeksi dan permulaan sakit (masa inkubasi)
bergantung dari banyaknya bakteri yang masuk ke tubuh. Masa inkubasi berkisar
antara 8-14 hari. Selama inkubasi ditemukan gejala sebagai berikut :
a. Dalam minggu pertama, keluhan
dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam, sakit
kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare pada anak-anak
atau sulit buang air pada orang dewasa, suhu tubuh meningkat terutama sore dan
malam hari.
b. Setelah minggu ke dua gejala
menjadi lebih jelas, yaitu demam yang tinggi terus-menerus, nafas berbau tak
sedap, kulit kering, rambut kering, bibir kering pecah-pecah, lidah ditutupi
selaput putih kotor serta ujung dan tepi kemerahan, pembesaran hati dan limpa
dan timbul rasa nyeri bila diraba, perut kembung. Anak nampak sakit berat,
disertai gangguan kesadaran dari yang ringan, acuh tak acuh (apatis), sampai
berat (koma).
c. Penyakit tifus yang berat
menyebabkan komplikasi perdarahan, kebocoran usus, infeksi selaput usus,
renjatan bronkopnemonia (peradangan paru) dan kelainan di otak.
Yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Gejala
Penyakit Tifus:
Jika terdapat gejala penyakit tifus segera lakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis penyakit tifus. Keterlambatan diagnosis dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat pada kematian.
Jika terdapat gejala penyakit tifus segera lakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis penyakit tifus. Keterlambatan diagnosis dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat pada kematian.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur Gal
Diagnosis definitive penyakit tifus dengan isolasi bakteri Salmonella typhi dari specimen yang berasal dari darah penderita. Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan leukopenia, limfositosis relative, aneosinofilia. Mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan.
Pengambilan specimen darah sebaiknya dilakukan pada minggu pertama timbulnya penyakit, karena kemungkinan untuk positif mencapai 80-90%, khususnya pada pasien yang belum mendapat terapi antibiotic. Pada minggu ke-3 kemungkinan untuk positif menjadi 20-25% and minggu ke-4 hanya 10-15%.
2. Widal
Penentuan kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam darah (antigen O muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H muncul pada hari ke 10-12).
Pemeriksaan Widal memberikan hasil negatif sampai 30% dari sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes Widal negatif bukan berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi.
Pemeriksaan tunggal penyakit tifus dengan tes Widal kurang baik karena akan memberikan hasil positif bila terjadi :
1. Kultur Gal
Diagnosis definitive penyakit tifus dengan isolasi bakteri Salmonella typhi dari specimen yang berasal dari darah penderita. Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan leukopenia, limfositosis relative, aneosinofilia. Mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan.
Pengambilan specimen darah sebaiknya dilakukan pada minggu pertama timbulnya penyakit, karena kemungkinan untuk positif mencapai 80-90%, khususnya pada pasien yang belum mendapat terapi antibiotic. Pada minggu ke-3 kemungkinan untuk positif menjadi 20-25% and minggu ke-4 hanya 10-15%.
2. Widal
Penentuan kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam darah (antigen O muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H muncul pada hari ke 10-12).
Pemeriksaan Widal memberikan hasil negatif sampai 30% dari sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes Widal negatif bukan berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi.
Pemeriksaan tunggal penyakit tifus dengan tes Widal kurang baik karena akan memberikan hasil positif bila terjadi :
- Infeksi berulang karena bakteri Salmonella lainnya
- Imunisasi penyakit tifus sebelumnya
- Infeksi lainnya seperti malaria dan lain-lain
Keterlambatan diagnosis penyakit
tifus antara lain disebabkan selang waktu antara infeksi dan permulaan sakit
yang terlalu lama (berkisar 8-14 hari) dan metode pemeriksaan yang digunakan
tidak dapat mendeteksi secara cepat dan tepat.
Makin cepat penyakit tifus dapat
dideteksi, maka pengobatan yang tepat dapat segera diberikan sehingga dapat
mencegah terjadinya komplikasi bahkan kematian, karena mekanisme kerja daya
tahan tubuh masih cukup baik dan bakteri masih terlokalisasi hanya di beberapa
tempat saja.
F. Komplikasi
(penyakit yang menyertai)
Pendarahan usus, perforasi usus, peritonitis, menginitis,
kolesistitis, ensefalopati, bronkopneumonia, hepatitis.
G. Penatalaksanaan
(pengobatan/perawatan pada patien tifus)
Ø
Patien baring total selama
demam sampai dengan 2 minggu normal kembali. Seminggu kemudian boleh duduk dan
selanjutnya berdiri dan berjalan.
Ø
Makanan harus mengandung cukup
cairan, kalori dan tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
Ø
Obat terpilih adalah
kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis selama 10 hari. Dosis
maksimal kloramfenikol 2 g/hari. Kloramfenikol tidak boleh diberikan bila
jumlah leukosit < 2000/ul. Bila patien alergi dapat diberikan golongan
penisilin atau kotrimoksazol.
H. Kesimpulan
Tifus merupakan
keadaan tidak normal yang terjadi pada tubuh manusia, mengandung bakteri yang
menimbulkan tidak hanya penyakit tifus tapi juga disertai dengan penyakit lain.
Kurangnya
pengetahuan kita mengenai penyakit tifus, gejala dan pengobatannya secara dini
sehingga semakin bertambahnya patien tifus dari tahun ke tahun.
I.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas maka kami memiliki beberapa saran, adapun saran tersebut
adalah :
1.untuk lebih mengetahui dan
mengenal macam-macan penyakit, gejala-gejalanya dan pengobatannya agar penyakit
tersebut dapat dicegah dari dini.
2
membiasakan diri dan lingkungan
dengan kebersihan, karena lingkungan kotor dekat dengan penyakit, sedanmgkan
laingkyngan yang bersih akan terhindar dari penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda sangat berpengaruh dalam kemajuan blog ini..
jadi mohon komentarnya, no spam, no porn..
silahkan untuk menampilkan nama sebelum komentar..