Selamat Datang di Blog Analis Kesehatan Pontianak, Semoga Blog kami bermanfaat bagi Anda. Jangan Lupa untuk meninggalkan komentar untuk kemajuan blog kami, terima kasih!

15 November 2011

JUDUL ? IT’S EASY

Lupakan nilai-nilai yang jeblok semester kemarin, lupakan buku perpustakaan yang belum dikembalikan, lupakan alat gelas yang pecah dan belum diganti, lupakan semester pendek yang jumlahnya sama dengan seluruh mata kuliah, lupakan ancaman dosen yang bilang kita tidak akan lulus tahun ini. Lupakan semua, lupakan !.
Jangan dulu pikirkan masalah-masalah yang akan datang besok, jangan pikirkan uji statistik apa yang dipakai, jangan pikirkan penelitian akan susah, jangan pikirkan seminar kita akan dibantai, jangan pikirkan rumah makan mana yang enak dan murah untuk konsumsi waktu sidang, jangan pikirkan membungkus apel dengan plastik warna-warni untuk hiasan meja, jangan pikirkan penelitian akan kurang sampel, jangan pikirkan printer belum punya, jangan pikirkan laptop penuh virus, jangan pikirkan status facebook akan kosong beberapa bulan ke depan. Jangan pikir kita tidak mampu, jangan !
Kita adalah hari ini, yang sedang mencari judul bagus, keren, bermanfaat, berbobot dan inspiratif. Kita akan menemukannya hari ini, dengan cepat, secepat kita logout dari internet sekarang juga, secepat kita membalas BBM, secepat kita menjawab komen-komen di status, secepat dosen pulang dari kantornya, secepat kita melupakan pelajaran di kelas barusan, secepat kita kehilangan hapalan pretest.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mendapat judul secepat itu ?

Sebagian mahasiswa bertekad penelitiannya harus hematologi, apapun judulnya, atau apa saja asal jangan kimia. Ada lagi yang sukanya MPN, terserah sampelnya. Sebagian yang lain fanatik dengan SPSS sehingga apapun judulnya harus uji yang pakai SPSS supaya canggih dan keren. Sebaliknya, yang sudah berkeluarga biasanya memilih judul yang gambaran-gambaran saja, bahkan kalu bisa datanya data sekunder. Ada mahasiswa yang mencari respondennya polisi, ada yang dari awal mengincar anggota senam aerobik, ada yang mengejar lansia, ada yang mencari PNS. Yang kurang agresif memilih adik tingkat saja sebagi responden. Yang paling ditakuti jika respondennya dosen sendiri.
Peneliti baru biasanya berpikir dari sudut yang keliru, bukannya karena tertarik pada suatu fenomena, tetapi karena tertarik dengan parameternya. Seperti dituliskan di atas, pokoknya kolesterol, pokoknya bakteriologi. Asal jangan glukosa darah karena sudah sering. Jangan kadar Hb karena murahan. Padahal biarpun Hb itu murah, tapi belum semua fenomenanya tergali, begitu juga glukosa darah atau yang lain. Tidak masalah Hb itu tiap tahun diteliti, jika memang ada fakta menarik ia tetap layak diteliti.
Hal yang harus dicamkan sebelum menetapkan adalah judul dan penelitiannya adalah milik kita, favorit kita, kesukaan kita, kebanggaan kita, kemampuan kita. Maka jangan judul itu merupakan pesanan dosen atau ramai-ramai dari ajakan teman meskipun boleh saja kedua hal itu. Kalau judul pesanan dosen kita berharap akan mudah dibimbing dan dibela saat sidang. Kalau judul paketan ramai-ramai dengan teman maka biaya dan tenaga akan lebih murah. Tetapi kuncinya tetap, kita harus tertarik dengan penelitian kita sendiri, karena sekali kita tidak bahagia dengan judul kita maka penelitian tak ubahnya praktikum bersama dosen yang membosankan. Maka di bab pembahasan akan berisi kalimat-kalimat pendek tanpa penalaran ilmiah dan miskin referensi. Karena itu KTI haruslah menjadi ending yang bagus si penulis, menggantikan kuliah-kuliah yang semuanya lulus lewat SP.
Memang benar, kita harus merancang semua dari sekarang. Misalnya penelitian di mana, berapa biayanya, siapa respondennya, surat menyurat apa yang harus disiapkan, pakai uji statistik apa. Tapi itu tidak harus dipecahkan sekarang. Banyak mahasiswa sudah menangis begitu menganggap ia akan pakai uji-t, kalang kabut bertanya ke semua bagaimana itu uji-t, padahal belum tentu pakai uji-t. Sebagian yang lain stress karena lemah di SPSS, beli dan mengopi buku statistik sana sini.
Dari mana kita akan mulai ? kita punya sensitifitas, maka tajamkanlah. Sensitifitas yang tajam akan membangun keingintahuan, melahirkan ketertarikan. Dari mana kita tertarik ? Dengan menemukan sesuatu yang aneh dari melihat, mendengar, membaca, atau mengalami sesuatu. Sumber keanehan yang berlimpah biasanya datang saat praktikum. Wawasan yang luas datang dari buku.
Ingatkah kita di semester kemarin, saat praktikum urinalisa ? mengapa urin semakin lama dibiarkan di luar tubuh semakin keruh, apa yang membuat keruh ? jika dibiarkan 1 jam, apa saja isinya, kalau 2 jam apa lagi isinya, berapa jumlah sedimen-sedimen itu per LPK ? jika urin segar berapa angka kumannya ? jika 1 jam berapa lagi ? jika 2 jam jadi berapa lagi ? mudah sekali bukan, dan setiap kita mengalaminya.
Pernah juga kita membaca, garam bisa mengawetkan ikan. Jadi yang tidak pakai garam tidak awet. Kalau dibedakan jumlah bakterinya bagaimana ? banyak yang pakai garam atau tidak ? atau nilai MPN-nya bagaimana ? sudah 2 judul.
Kita juga pernah praktikum resistensi osmotik eritrosit. Pada kadar NaCl sekian persen eritrosit akan lisis. Jika NaCl-nya 2% akan lisis kah ? bagaimana kalau NaCl 4, 6, 8, 10% ? jika 6% lisis, maka berapa eritrosit yang lisis ? kalau 8% berapa yang lisis ? tentunya makin tinggi kadar NaCl makin banyak yang lisis, tapi kita belum tahu berapa % eritrosit yang lisis dan berapa yang bertahan ? dapat 1 judul lagi.
Ada lagi. Biasa bagi kita mendengar dosen bilang penderita DM itu rentan terinfeksi, karena glukosa adalah makanan empuk bagi bakteri. Jadi, apakah belum tergerak pikiran kita ? tidakkah tergelitik ? kita sekarang bisa bilang bahwa ada hubungan akrab glukosa dengan bakteri. Jika glukosa banyak, maka bakteri banyak. Jika glukosa itu bertambah banyak, maka bakteri ikut bertambah banyak. Iya kah ? bukankah tidak sebaiknya diteliti ?
Seperti apa judul yang mungkin dari sepenggal kalimat dosen itu ? pertama kita lihat, bakteri apa yang suka glukosa, Salmonella typhi misalnya. Kita bisa meneliti hubungan banyaknya glukosa pada media dengan jumlah bakteri Salmonella typhi. Jangan lagi bertanya dari mana bisa tahu Salmonella typhi suka glukosa. Jika glukosa dinaikkan kadarnya, berapa juga jumlah bakterinya, ditambah lagi glukosanya, berapa lagi naiknya jumlah bakteri. Apakah signifikan ? apakah berbanding lurus ?
Kemudian, jika kita tahu bahwa Shigella dysenteriae juga penyuka glukosa, maka ini bisa jadi judul juga, maka sudah 2 orang yang dapat judul. Jika ada 10 bakteri yang kita tahu glukosa positif, maka jadilah 10 judul. Masih ada variasi lagi ? tentu saja. Jika kita tahu bahwa Escherichia coli juga menyantap laktosa, maka dalam judul glukosa diganti laktosa, dan dapatlah kita judul lagi. Bagaimana dengan Vibrio, Staphylococcus, Klebsiella ? tentu saja dari satu pokok bahasan ini bisa menjadi puluhan judul. Silahkan dihitung saja.
Dari dunia kimia klinik misalnya kadar glukosa berdasarkan variasi harian. Kita tahu, glukosa pada 1 orang berbeda pada pagi, siang, sore dan malamnya. Sesignifikan apa dia berbeda ? glukosa pada orang yang berpuasa dari subuh sampai magrib juga berbeda dengan kalau ia berpuasa dari malam sampai pagi.
Nah, sekarang kita punya banyak alternatif judul, tinggal mereview lagi keanehan-keanehan di praktikum-praktikum masa lalu. Atau kita bisa membolak-balik buku pinjaman perpustakaan atau yang kita punya. Tentu sekarang sense kita akan suatu keanehan sudah bertambah. Kalau dulu kita menjawab, “yah, memang sudah begitu”, sekarang kita harus berkata, “wah, kenapa bisa begini ya ?”.
Buat mahasiswa-mahasiswi, ingatlah. Semua orang yang kalian lihat sukses sekarang, dosen-dosen kalian, kakak-kakak tingkat kalian, semuanya melewati proses yang sama dengan yang kalian alami hari ini, sebagian bahkan mendapatkan yang lebih mengenaskan. Mereka merasakan sama seperti yang sekarang kalian rasakan, sakit yang sama, lelah yang sama, ngantuk yang sama, marah yang sama, lapar yang sama, miskin yang sama, keliru yang sama, coretan yang sama, fotokopian yang sama, bahkan file dan virus yang sama. Bedanya mereka sudah, sedangkan kita segera menyusul. Lagipula tidak ada naik kelas tanpa ujian kan.
So, tadi malam kita murung menjelang tidur, malam ini kita sudah bisa tersenyum sebelum tidur. Tadi malam kita gelisah, malam ini kita tenang. Tadi malam kita galau, malam ini kita happy. Tadi malam status kita, “tak bisa tiduuuuuur..@#$%^&*&$*&%#@$!!#%”, malam ini status kita, “bobo dulu yaa..;-)”.

4 komentar:

  1. quote "Ingatkah kita di semester kemarin, saat praktikum urinalisa ? mengapa urin semakin lama dibiarkan di luar tubuh semakin keruh, apa yang membuat keruh ? jika dibiarkan 1 jam, apa saja isinya, kalau 2 jam apa lagi isinya, berapa jumlah sedimen-sedimen itu per LPK ? jika urin segar berapa angka kumannya ? jika 1 jam berapa lagi ? jika 2 jam jadi berapa lagi ? mudah sekali bukan, dan setiap kita mengalaminya."

    cong judul..
    haha..
    ade 1 judul jak nih pak, yang tentang pepaya, tapi disuruh kumpulkan minimal 3 judul..
    jadi ape lah yang bise diambil dari kalimat diatas tu??
    gambaran bakterinye jak ye pak, jadi hitung angka kuman??

    BalasHapus
    Balasan
    1. mantap kali gan, tq ya udah bisa jd motivasi buat saya kata2nya :)

      Hapus
  2. tolong bantu kami taon depan y pak.,.,.,
    :D

    BalasHapus
  3. terimakasih, sangat menginspirasi :)

    BalasHapus

komentar anda sangat berpengaruh dalam kemajuan blog ini..
jadi mohon komentarnya, no spam, no porn..
silahkan untuk menampilkan nama sebelum komentar..