Asma merupakan penyakit peradangan
saluran napas yang diturunkan.
Walaupun penyakit ini tidak bisa
disembuhkan namun jika dikelola dengan benar asma bisa tidak muncul
hingga bertahun-tahun sehingga orang sering menyebutnya sembuh.
Sesuai dengan asal katanya yang berasal dari bahasa Yunani kuno yang
berarti "sukar bernapas" ata
u "terengah-engah", jika asma sedang kumat
penderitanya akan mengalami gejala sesak napas, batuk dan mengi yang
menimbulkan bunyi "ngik-ngik".
Menurut dr.Iris Rengganis, Sp.PD,
KAI, gejala-gejala asma itu disebabkan oleh penyempitan saluran
pernapasan. "Akibatnya aliran udara yang masuk atau yang keluar dari
paru terganggu. Penderita biasanya akan merasa seperti bernapas dari
lubang sedotan, sangat sesak," katanya dalam acara seminar kesehatan
Menghadapi Penyakit di Musim Pancaroba yang diadakan Persatuan Dokter
Penyakit Dalam Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya asma, yang paling besar
adalah faktor keturunan dan kerentanan atau reaksi alergi terhadap bahan
tertentu. "Jika ada orangtua atau kakek nenek yang menderita alergi,
anaknya beresiko menderita asma atau bentuk alergi lain," katanya.
Karena asma tidak bisa disembuhkan, pasien asma harus bersahabat dengan
penyakitnya. "Ketahui faktor pencetus asmanya. Selama kita bisa
menghindari pencetusnya, asma tidak akan kumat," papar dokter konsultan
alergi imunologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Pasien asma memiliki hipersensitivitas pada alergen, seperti debu
rumah, tepung sari dari bunga, bulu binatang, makanan, infeksi flu,
polusi udara dan asap rokok, juga perubahan cuaca.
"Ada juga
pasien asma yang penyakitnya kambuh setiap kali mengalami ketegangan
emosi, misalnya tertawa terbahak-bahak atau saat sedang stres. Karena
itu perhatikan apa saja hal yang membuat asma kita kambuh kemudian
hindarilah," ujarnya.
Obat asma
Saat ini
tersedia dua jenis obat-obatan asma, yaitu yang bersifat pengontrol dan
pelega. Obat pengontrol biasanya berbentuk semprotan atau hirupan dan
harus dipakai setiap hari. Obat ini harus dibawa ke manapun pasien
pergi.
Sementara itu obat pelega adalah obat yang dipakai dalam
keadaan darurat untuk menghilangkan gejala. "Obatnya hanya dipakai saat
gejala muncul tapi tidak bisa mengatasi pembengkakan saluran napas.
Karenanya obat ini tidak dipakai setiap hari," kata dr.Iris.
Selain menggunakan obat, pasien asma juga dianjurkan untuk memeriksakan
diri teratur ke dokter untuk mengetahui berat ringannya penyakit
sehingga obat atau cara hidup perlu disesuaikan.
Meski mengidap
asma, penderita tetap disarankan untuk berolahraga karena asma tidak
menghambat aktivitas fisik. "Lakukan olahraga teratur, terutama ketika
penyakitnya sedang tidak kambuh dan tidak perlu memaksakan diri,"
ujarnya.
Penderita asma bisa melakukan senam asma karena
gerakan-gerakannya bertujuan untuk memperkuat otot-otot pernapasan.
Senam ini sebaiknya dilakukan secara teratur untuk hasil yang lebih
optimal.
sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda sangat berpengaruh dalam kemajuan blog ini..
jadi mohon komentarnya, no spam, no porn..
silahkan untuk menampilkan nama sebelum komentar..